Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ancaman Nyata Karhutla

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sudah lebih dari sepekan ini menyeruak informasi tentang kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Semula memang dianggap belum mengkhawatirkan namun belakangan makin tak biasa sebab asap karhutla mulai mengganggu aktivitas warga.

Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terdapat 52 titik panas (hotspot) di seluruh Sumatera, 16 titik di antaranya dengan tingkat keakuratan di atas 50 persen. Titik panas itu terdeteksi satu di Sumatera Utara, masing-masing dua di Sumatera Barat dan Bengkulu, empat di Jambi, tujuh di Babel, satu di Kepulauan Riau. Tujuh titik panas juga terdeteksi di Lampung, delapan titik di Riau serta terbanyak terdeteksi di Sumatera Selatan 20 titik panas.

Di Riau dengan rincian tiga titik di Kabupaten Indragiri Hilir, dan masing-masing satu titik di Indragiri Hulu, Pelalawan, Kebupaten Meranti, Rokan Hilir, serta Siak. Dua di antaranya dengan tingkat keakuratan di atas 70 persen yaitu titik panas di Kabupaten Indragiri Hulu dan Siak.

Berkembangnya hotspot terkait dengan musim kemarau. Selain itu, kebiasaan penduduk membuang bara api di sembarang tempat, seperti puntung rokok, dan pembakaran lahan untuk membuka perkebunan.

Sementara itu, Badan Restorasi Gambut (BRG) menyebut muka air lahan gambut di Sumatera Selatan menurun. Sedangkan tiga lokasi lahan di provinsi itu berada di bawah 0,4 meter, sehingga rawan kebakaran. Menurut BRG, jika penurunan level air di gambut terjadi, kelembapan juga menurun. Dari enam hingga sembilan alat pantau muka air di lahan gambut Sumatera Selatan, tiga di antaranya berwarna merah yang berarti level airnya buruk.

Sebenarnya, musim kemarau 2018 lebih basah dari 2015. Jumlah titik panas tahun ini juga lebih rendah dari 2015. Namun, jumlah titik panas terus meningkat selama musim kemarau ini yang puncaknya diperkirakan Agustus-September 2018. Sekalipun tidak terlalu besar dari sebelumnya, karhutla tahun ini sangat penting ditangani. Sebab, pada puncak kemarau itu bersamaan dengan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Palembang dan Jakarta.

Artinya, jika sampai asap karhutla mengganggu pelaksanaan Asia Games bisa dibayangkan kerugian. Selain dianggap tidak mampu menjaga lingkungan, bisa jadi pula diberi sanksi internasional. Lebih dari itu, persiapan panjang pelaksanaan Asian Games akan sia-sia. Keinginan menjadi tuan rumah yang baik pun sirna.

Aparat memang telah mengantisipasi karhutla tahun ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana malah telah menempatkan 17 helikopter untuk pembom air dan patroli meningkatkan antisipasi karhutla sejumlah provinsi. BNPB dan segenap instansi juga terus memantau dan mengantisipasi karhutla Sumatera Selatan dan daerah-daerah lain dengan operasi udara dan darat.

Pemantauan itu tidak hanya untuk menyambut Asian Games pada 18 Agustus-2 September, tetapi juga mencegah kebakaran secara nasional. Selain operasi udara, operasi darat juga terus dilakukan yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia, kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), manggala agni, relawan, dan swasta. Harapannya, penanggulangan karhutla tahun ini berbeda dengan sebelumnya karena terkait Asian Games. Apa kata peserta dari berbagai negara Asia jika asap menyelimuti udara di kala pertandingan berlangsung?

Kita berharap bencana karhutla tak terulang. Kita pun memberikan kepercayaan penuh kepada aparat terkait untuk tanggap karhutla. Kita pun rela anggaran penanggulangan karhutla ditambah sehingga antisipasi dan pencegahan bisa lebih awal.

Komentar

Komentar
()

Top