Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Ancaman Dikepung Banjir, Pemprov DKI Jakarta Bangun Sumur Resapan yang Menuai Polemik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pembangunan sumur resapan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta banyak menuai kritik dari berbagai kalangan. Sebanyak 1,8 juta dinilai sebagai usaha yang sia-sia dan terkesan membuang anggaran yang telah akhir periode.

Respon dari Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mempertanyakan efektivitas sumur resapan untuk pengendalian banjir Jakarta.

"Perlu dilakukan evaluasi lagi apakah efektif atau tidak," kata Ida dalam rapat laporan hasil pembahasan Komisi D terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur DKI Jakarta 2020 di ruang rapat paripurna DPRD DKI Jakarta.

Tidak hanya sampai disitu, kata Ida, program sumur resapan seharusnya tidak dibebankan pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Sedangkan Ida berpendapat, sumur resapan bisa dibangun dengan melibatkan pihak swasta melalui dana Corporate Social Responsibilty (CSR).

"Dan mewajibkan kepada semua pihak dalam pembangunan bangunan baru wajib membuat sumur resapan yang dikaitkan dengan perijinan bangunan baru," tutur Ida.

Sedangkan, Ahli Drainase dan Anggota Pusat Penelitian Infrastruktur dan Lingkungan Berkelanjutan, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), Umboro Lasminto memaparkan, Jakarta kurang tepat dari pembangunan tersebut.

"Pembangunan sumur resapan untuk mencegah banjir di daerah seperti Jakarta kurang cocok karena sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah yang dekat dengan pesisir. Digali sedikit saja akan rembes oleh air tanah yang payau. Jadi, harus benar-benar selektif memilih lokasinya, di dataran yang tinggi," kata Umboro.

Nirwono Yoga selaku Pengamat Perkotaan, mengatakan sumur resapan tidak menjawab permasalahan banjir akan tetapi menampung air skala mikro. Pembangunan sumur resapan pun, jelasnya, sebaiknya diserahkan pada masyarakat, jangan dianggarkan Pemprov.

"Lebih baik dananya untuk menata bantaran kali, embung dan waduk, serta menambah ruang terbuka hijau," kata Nirwono.

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta menargetkan pembangunan 1,8 juta titik sumur resapan di seluruh Jakarta kecuali wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.

Hingga akhir tahun 2020, sumur resapan yang terealisasi hanya 3.964 titik saja. Realisasi ini jauh dari rencana Pemprov DKI Jakarta.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top