Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Ancaman Besar di Balik Budaya Merokok

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Selain menaikkan cukai rokok, PERKI juga sangat mengharapkan adanya klinik stop merokok pada tingkat pelayanan primer yang ditanggung oleh BPJS, dan tak lupa langkah itu diperkuat kembali dengan adanya sinergi lembaga pemerintahan agar budaya merokok bisa dihentikan.

"Mengadvokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama-sama melakukan budaya stop merokok yang dimulai dari rumah tangga masing-masing, yang dikawal guru SD-SMA dengan mengedepankan syarat ujian diikuti oleh mereka yang tidak merokok," imbuhnya.

PERKI juga mengupayakan agar budaya ini dapat dicapai dengan kontribusi pro aktif dari para keluarga, bukan hanya mengenal dan mengetahui bahaya risiko merokok, tapi juga risiko kardiovaskuler untuk menekan kebudayaan merokok. Program PERKI ini dinamakan sebagai keluarga pro aktkf kardiovaskuler Indonesia. "Dengan adanya program tersebut, diharapkan perokok aktif akan menurun dan tidak terjadi pada usia anak, yang sudah sangat memprihatinkan," tutur Ade.

Kemudian Ade mengingatkan produk tembakau lainnya, seperti bidis, cerutu, dan shisha yang cukup popular di dunia juga memiliki dampak penyakit kardiovaskular akut yang sama dengan rokok, termasuk penyempitan pembuluh darah jantung (pembuluh darah koroner), meningkatnya denyut jantung dan curah jantung. "Produk tersebut sering dianggap tidak berbahaya dibandingkan rokok, padahal faktanya produk tersebut memiliki risiko yang sama dan masyarakat juga perlu diedukasi soal hal tersebut," tandasnya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top