Alat Portabel untuk Menganalisis Mikroba
Foto: ISTIMEWAPerangkat ini dapat digunakan untuk menemukan ancaman terhadap ekosistem.
Bayangkan sebuah perangkat yang dapat dengan cepat menganalisis mikroba di lautan dan lingkungan akuatik lainnya, mengungkapkan kesehatan organisme yang terlalu kecil untuk bisa dilihat oleh mata telanjang, serta respons mereka terhadap ancaman ekosistemnya.
Para Peneliti di Universitas Rutgers telah menciptakan alat semacam itu, yakni sebuah perangkat portabel yang dapat digunakan untuk menilai mikroba, menyaring bakteri resisten antibiotik, dan menganalisis ganggang yang hidup di terumbu karang. Karya mereka diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, akhir Januari ini.
Alat yang dikembangkan ini pada awalnya untuk menilai alga, kemudian perangkat ini juga dapat menentukan tentang bagaimana mikroba, baik di lapangan atau di laboratorium, merespons tekanan lingkungan, seperti polusi dan perubahan suhu atau salinitas air.
"Ini sangat penting untuk biologi lingkungan, mengingat efek perubahan iklim dan stresor lainnya pada kesehatan mikroorganisme, seperti ganggang yang membentuk mekar berbahaya, dalam ekosistem," kata penulis senior Mehdi Javanmard, seorang profesor di Departemen Teknik Listrik dan Komputer di Sekolah Teknik di Rutgers University-New Brunswick.
"Tujuan kami adalah untuk mengembangkan cara baru menilai kesehatan sel yang tidak bergantung pada penggunaan alat genom yang mahal dan kompleks," kata rekan penulis senior Debashish Bhattacharya, seorang profesor terkemuka di Departemen Biokimia dan Mikrobiologi di Sekolah Lingkungan dan Ilmu biologi.
"Mampu menilai dan memahami status sel, tanpa harus mengirim sampel kembali ke lab, dapat memungkinkan identifikasi ekosistem yang terancam berdasarkan 'indeks stres' bagi penghuninya," kata Bhattacharya.
Penelitian ini fokus pada mikroalga hijau yang dipelajari dengan baik, Picochlorum. Alat ini dapat dengan cepat mengungkapkan apakah sel tertekan, cukup kuat atau tidak terpengaruh olehkondisi lingkungan. Mikroba melewati satu per satu melalui saluran mikro, lebih tipis dari diameter rambut manusia. Impedansi, atau jumlah medan listrik dalam alat terganggu ketika sel melewati saluran, dan kemudian diukur. Impedansi bervariasi di antara sel-sel dalam suatu populasi, yang mencerminkan ukuran dan keadaan fisiologisnya, yang keduanya memberikan pembacaan kesehatan yang penting.
Para peneliti menunjukkan bahwa pengukuran impedansi listrik dapat diterapkan pada sel tunggal dan tingkat populasi. Para ilmuwan berencana untuk menggunakan alat ini untuk menyaring resistensi antibiotik pada bakteri dan ganggang yang berbeda yang hidup dalam simbiosis dengan terumbu karang, yang akan membantu memberi mereka gagasan yang lebih baik tentang kesehatan karang.
nik/dariberbagaisumber/S-2
Redaktur: Sriyono
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29
Berita Terkini
- Kota Nagoya Berinisiatif Dorong Warga Tidak Berjalan di Eskalator
- Simak! Ini Tips dari IDI Biak Numfor untuk Cegah Gangguan Kecemasa
- Ini Prediksi Susunan Pemain Indonesia vs Laos
- IDI Biak Berikan Cara Penanganan bagi Ibu yang Kejang Saat Hamil
- Shin Tae-yong Minta Dukungan Suporter di Stadion Manahan