Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Suksesi Pertamina I Eks Bos Garuda, Pahala N Mansury, Ditunjuk Jadi Direktur Keuangan Pertamina

Alasan Pergantian Direksi Harus Jelas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Perombakan jajaran direksi di BUMN, terutama Pertamina, oleh pemerintah kerap dilakukan tanpa diikuti alasan jelas.

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali merombak direksi di PT Pertamina (Persero). Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Pertamina menetapkan Pahala Nugraha Mansury, eks dirut Garuda Indonesia, sebagai direktur keuangan dan Ignatius Tallulembang sebagai direktur megaproyek pengolahan dan petrokimia PT Pertamina (Persero).

Keputusan tersebut tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-242/MBU/09/2018, tertanggal 13 September 2018, tentang Pemberhentian, Pengalihan Penugasan, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Pertamina. RUPSLB ini juga memberhentikan dengan hormat Gigih Prakoso dan Arief Budiman.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, menyampaikan perputaran direksi ini merupakan penyegaran dalam rangka penguatan BUMN. "Kami melihat ini sesuai kebutuhan serta kemampuan dari individu sendiri. Sehingga, alasan pergantian antar jajaran direktur di perusahaan BUMN lebih pada kebutuhan dalam menghadapi tantangan terhadap BUMN ke depannya," paparnya di Jakarta, Kamis (13/9).

Adapun Arief Budiman menjabat sebagai Direktur Keuangan sejak 2015-2018. Selama menjabat sebagai Direktur Keuangan, Arief mencatat prestasi penting yang mengantarkan Pertamina mencapai kinerja keuangan terbaik pada 2015, meski industri migas dunia kala itu sedang turun.

Arief juga dinilai mampu membangun komunikasi efektif dengan investor dan pemegang obligasi Pertamina, serta telah memperkuat fondasi keuangan Pertamina yang solid sehingga mampu mencapai target-target yang ditetapkan. SK pemberhentian Gigih Prakoso dan Arief Budiman telah diterima, dan perusahaan mengucapkan terima kasih atas kontribusinya dalam menjaga kinerja keuangan dan operasional Pertamina.

Tak hanya itu, RUPSLB juga menetapkan Ignatius Tallulembang menjadi direktur megaproyek pengolahan dan petrokimia. Ignatius sudah memiliki pengalaman lebih dari 24 tahun di Pertamina. Beberapa karier yang pernah diembannya antara lain Vice President Refining Project Pertamina dan Komisaris PT Pertamina Lubricants.

RUPSLB juga mengalihkan penugasan Heru Setiawan yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Megaproyek Petrokimia dan Pengolahan menjadi Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko, menggantikan Gigih Prakoso yang saat ini telah menjabat sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Dianggap Janggal

Secara terpisah, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, menyoroti perombakan jajaran direksi BUMN oleh pemerintah. Pasalnya, hal itu kerap dilakukan tanpa diikuti alasan jelas. Di sisi lain, ada juga direksi yang digantikan sebelum masa tugasnya habis.

Disebutkannya, dalam UU tentang BUMN, masa jabatan direksi lima tahun, tetapi bisa diberhentikan berdasarkan RUPS. "Kendatipun diberhentikan harus ada alasannya, itu pun juga ada tahapannya. Jika tidak, bisa digugat oleh yang bersangkutan. Alasan dari pemberhentian itu penting agar tidak menimbulkan kecurigaan bagi banyak pihak," tutup Said.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top