Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kepala UPT Pusat Data dan Informasi BPBD DKI, M Ridwan, soal Penanganan Kekeringan

Alami Kekeringan Lapor ke Siaga Jakarta 112

Foto : ISTIMEWA

Muhammad Ridwan, Kepala UPT Pusat Data dan Informasi BPBD

A   A   A   Pengaturan Font

Musim kemarau berdampak pada sulitnya air bersih bagi sebagian warga Jakarta. Bahkan, sejumlah warga di Kampung Nelayan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, mengaku pengeluaran mereka untuk membeli air bersih "membengkak" dalam sebulan terakhir selama musim kemarau.

Untuk mengetahui penanganan bencana kekeringan di Ibu Kota, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan, mewawancarai Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, Muhammad Ridwan, di Jakarta, Rabu (10/7). Berikut petikannya.

Apa upaya Anda untuk mengantisipasi kekeringan?

Antisipasi kekeringan atau Hari Tanpa Hujan di Jakarta, BPBD saat ini melakukan monitoring ke wilayah. Istilahnya mencari informasi, apakah ada dampak dari kemarau. Tapi sampai hari ini belum ada laporan.

Adakah akses untuk memudahkan warga melaporkan kekeringan ini?

Kalau ada informasi terkait kemarau bisa menelrpon ke siaga Jakarta 112 di BPBD di call center kami. Nanti kita akan dikoordinasikan ke semua dinas terkait. Kami juga sudah memantau Palyja, Aetra, Dinas Tata air untuk memantau semua ketersediaan air, dan alhamdulillah belum ada dampak.

Sudahkan ada pemetaan, wilayah mana yang berpotensi kekeringan?

Berdasarkan data dari BMKG, ada Hari Tanpa Hujan, ada kategori sangat pendek. Durasi satu sampai lima hari, karena mulainya kemarau ini maju. Biasanya April hingga akhir Mei, kategori sangat pendek ini tidak ada di Jakarta. Kategori menengah yaitu sekitar 11 sampai 20 Hari Tidak Hujan. Itu ada di Cengkareng, Ciganjur Halim, Karet, Kedoya Selatan, Lebak Bulus, Manggarai, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Cideng, dan Ragunan.

Lalu?

Terus Hari Tanpa Hujan kategori berat atau panjang dari 21 sampai 30 hari. Itu ada di Kembangan, Pakubuwono, Pulogadung, Setiabudi, Tanjung Priuk, Kemayoran, Sunter Tanjungan, Teluk Gong, Tomang Barat dan Waduk Melati. Jadi ini akibat cuaca ekstrem hari tanpa hujan.

Apa upaya antisipasi Anda agar tidak berdampak meluas?

Dari BPBD saat ini, kita masih melakukan koordinasi pertama dengan dinas-dinas terkait misalnya Palyja, Aetra, dan kelurahan. jika terjadi ada dampak dari kekeringan, tapi saat ini belum ada dampak. Tapi kalau ada silakan hubungi Jakarta siaga 112 untuk layanan emergency. Nanti akan di-follow up ke dinas terkait.

Intinya di Jakarta akibat kemarau ini berbeda dengan daerah lain. Kita kan daerah perkotaan berbeda dengan yang luar. Itu kan akibatnya pada kekeringan dan kami juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap dampak kemarau bisa juga bahaya kebakaran karena kekeringan.

Selain itu, dampak kekeringan ini apa lagi?

Di samping itu, kami sampaikan juga pada masyarakat masalah penyakit yang mungkin terjadi seperti ISPA, batuk, pilek, diare, penyakit mata dan kulit kering itu mungkin saja penyakit penyerta ketika kemarau. Kita sudah monitor ke seluruh wilayah, tapi alhamdulillah sampai saat ini belum ada dan kami juga sudah kontak Aetra dan Palyja dan dikatakan distribusi air berjalan normal dan lancar untuk DKI.

Wilayah Jakarta Utara sudah ada laporan bahwa susah dapat air bersih?

Itu karena kondisi geografisnya, Jakarta Utara di dekat laut. P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top