Akupunktur Bisa Menjadi Pengobatan Paliatif untuk Pasien Kanker
Dr. R. Handaya Dipanegara, M.Kes, Sp. Akp, Subsp. Ak-AA (K), Dokter Spesialis Akupunktur Medik Subspesialis Akupunktur Analgesia dan Anestesia dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, memaparkan peran akupunktur dalam terapi paliatif pasien kanker.
JAKARTA - Akupunktur telah diakui oleh World Health Organization (WHO) sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan dapat dimanfaatkan sebagai pilihan terapi berbagai masalah kesehatan. Dalam konteks kanker, akupunktur berperan sebagai terapi paliatifatauperawatan pada seorang pasien dan keluarganya yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
"Terapi paliatif dengan akupunktur bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengatasi nyeri, mengurangi efek samping yang timbul saat menjalani pengobatan kanker, dan mengurangi gejala penyakit kanker lainnya," jelas dr. R. Handaya Dipanegara, M.Kes, Sp. Akp, Subsp. Ak-AA (K), Dokter Spesialis Akupunktur Medik Subspesialis Akupunktur Analgesia dan Anestesia dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya melalui keterangan tertulis Sabtu (2/2).
Pada pasien kanker stadium awal umumnya memiliki sejumlah pilihan terapi yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu, seperti pembedahan, kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, terapi hormon, serta terapi target. Namun pada pasien dengan kanker stadium akhir, tindakan yang dilakukan biasanya bersifat paliatif.
"Terapi paliatif merupakan perawatan pada seorang pasien dan keluarganya yang memiliki penyakit terminal dengan cara memaksimalkan kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu. Perawatan paliatif pada umumnya meliputi manajemen nyeri, manajemen gejala lain, dan dukungan emosional serta spiritual," ungkapnya.
Menurut dr. R. Handaya,akupunktur medik merupakan suatu modalitas terapi dengan memasukkan jarum halus pada titik-titik tertentu di permukaan kulit. Langkah ini diharapkan dapat mengatasi nyeri dan mengobati berbagai kondisi kesehatan tertentu berdasarkan pengetahuan anatomi, fisiologi, dan patologi dengan berdasarkan prinsipevidence based medicine(EBM).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya