Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sentimen Pasar

Aksi Jual Asing Diproyeksikan Berkurang

Foto : ANTARA/Puspa Perwitasari
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Aksi jual oleh investor asing pada pekan ini kemungkinan akan berkurang. Hal ini dikarenakan akan rilisnya laporan keuangan perusahaan sehingga mendorong investor asing untuk melakukan aksi beli. Bahkan, data RTI pada penutupan perdagangan Senin (23/7) mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih di seluruh pasar sebesar 347,54 miliar rupiah.

Investment Banking Dana Pensiun Bank Bukopin, Yusuf Nugraha, mengatakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap dari aksi jual investor asing berasal dari eksternal terutama perang dagang yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara mitra dagangnya. Faktor lainnya stabilitas rupiah terhadap dollar AS yang cenderung melemah, kondisi politik menjelang pemilu dan pilpres, serta daya beli belum membaik.

"Pekan ini asing masih kecenderungan melakukan aksi jual bersih namun tidak terlalu tinggi. Pelaku pasar khususnya asing sudah mulai memanfaatkan momen tren kenaikan indeks untuk melakukan pembelian saham dalam jangka pendek," ungkap Yusuf kepada Koran Jakarta, Senin (23/7). Apalagi rilis laporan keuangan kuartal ketiga yang akan dikeluarkan oleh emiten dapat menjadi faktor penguat jangka pendek saat ini.

Yusuf menuturkan beberapa emiten sudah merilis laporan kuartal ketiga seperti WSKT dan WTON. "Kinerja pada kuartal ketiga lebih baik dibanding kuartal yang sama tahun 2017," kata dia. Menurut Yusuf, pasar Indonesia masih menarik untuk dijadikan portofolio investasi bagi asing.

Bagaimanapun asing melihatnya dari return investasi di indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara yang lain. Apalagi bulan lalu bank sentral Indonesia baru saja menaikkan suku bunga 7 days repo rate menjadi 5,25 persen. "Jadi asing keluar lebih kecenderungan dalam jangka pendek," imbuhnya.

Alasan asing keluar, kata Yusuf, bisa saja terjadi karena perubahan strategi investasi dengan menempatkan instrumen yang lebih aman, terhadap faktor kondisi ekonomi global maupun domestik. Apalagi sekarang Bank Indonesia mulai melelang Surat Berharga Indonesia (SBI) tenor 6 sampai 12 bulan yang secara risiko lebih rendah sehingga menjadi alternatif investasi.

"Saya melihatnya alternatif instrumen investasi untuk menarik dana asing masuk ke Indonesia," tukas dia. Sementara itu, Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, menuturkan di pekan ini akan rilis laporan keuangan sehingga mendorong indeks rata-rata di global turut menguat, berbeda di pekan lalu untuk indeks rata-rata tertekan turun.

Salah satunya dari pernyataan Donald Trump yang mengkritik Tiongkok dan negara sekutu yang melakukan pelemahan nilai tukar sehingga menurunkan suku bunga acuan.

yni/AR

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top