Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Akhirnya Cak Nun Turun Tangan Ikut Urus Masalah Stunting

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

MOJOKERTO - Akhirnya Cak Nun (Emha Ainun Najib) ikut turun tangan dalam menurunkan tingkat stunting di Indonesia. BKKBN menggandeng Cak Nun dalam sosialisasi stunting pada Jumat (15/4) lalu.

Acara sosialisasi ini dikemas melalui Sinau Bareng Mbah Nun dan Kiai Kanjeng pada Milad ke - VII Pondok Pesantren (Ponpes) Segoro Agung di Kecamatan Trowulan, Kab. Mojokerto.

Dengan pendekatan secara langsung kepada remaja yang ada di Ponpes Segoro Agung, diharapkan dapat memberi pengetahuan secara jelas bagaimana mempersiapkan diri untuk berkeluarga, dan bagaimana mempunyai bayi yang sehat lepas dari stunting.

Pada kesempatan itu, Cak Nun menjelaskan bahwa yang dicegah bukan hanya stunting fisik akan tetapi kesehatan psikologis juga diperhatikan dengan serius. "Hati dan jiwa harus dijaga," ungkapnya dikutip dari rilis Kemeninfo, Minggu (17/4).

Sementara, Deputy Adpin (Advokasi Penggerakan dan Informasi) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso, menyampaikan, satu dari empat balita di Indonesia saat ini tergolong stunting.

"Ciri balita stunting adalah pendek, tapi tidak semua yang pendek stunting, tetapi kalau stunting pasti pendek," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kominfo Jatim, Sabtu (16/4/2022).

Penyebab stunting menurutnya antara lain kekurangan asupan gizi di masa dalam kandungan, dan adanya infeksi yang berulang.

"Stunting harus dicegah. Kenapa harus dicegah, pertama, karena jumlah stunting sangat tinggi. Kedua, faktor masa depannya. Karena menurut ahli IQ balita stunting 15 poin di bawah IQ normal. Dan ketiga rentan terkena penyakit," terang Teguh.

Teguh juga menegaskan, diperlukan semangat kebersamaan untuk mencegah stunting. Ada 3 cara untuk pencegahannya, yakni Pertama, Remaja yang mau menikah, 3 bulan sebelumnya harus diperiksa kesehatannya, untuk mengetahui kesehatannya, antara lain zat besi dalam tubuh.

Kedua, bagi ibu hamil penting harus diperiksa kandungannya minimal 4 kali. "syukur syukur bisa periksa 6 kali," katanya.

Ketiga, Balita yang lahir sampai usai 6 bulan harus mendapat asupan Asi Eksklusif artinya minum Asi tanpa pendamping makanan lainnya. usia 6 bulan hingga 2 tahun baru dikasih makanan pendamping Asi.

"Ilmunya ada di desa desa, kader kader, bidan, penyuluh KB paham betul akan pencegahan stunting. Kita hanya mengingatkan saja," sambung Teguh.


Redaktur : Eko S
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top