Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Merapi Night Festival 2017

Ajang Pemberdayaan Komunitas dan Ekonomi Masyarakat

Foto : foto-foto: dok panitia

Musisi muda dari komunitas Jazz Mben Senen tengah beraksi dalam Merapi Night Festival 2017 yang berlangsung di Sleman, Yogyakarta. Merapi Night Festival 2017 merupakan ajang pemberdayaan komunitas dan ekonomi masyarakat.

A   A   A   Pengaturan Font

Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Kabupaten Sleman untuk kali kedua menyelenggarakan event "Merapi Night Festival" dan "Classic Otomotif" di Kompleks Museum Gunungapi Merapi, Banteng, Pakem, 22-23 Juli 2017.

Kepala Seksi Objek Daerah Tujuan Wisata Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Wardoyo di Sleman, kemarin, mengatakan event tersebut merupakan suatu terobosan baru dari Dinas Pariwisata DIY bekerja dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman untuk memadukan "Merapi Night Festival" dengan "Classic Otomotif".

"Dua event antara otomotif dengan seni budaya kami rangkai menjadi satu gelaran event yang bertujuan membangun kekuatan event berskala nasional dalam suatu daerah," katanya.

Ia mengatakan, event tersebut diharapkan juga nantinya dapat menjadi ikon event di kawasan lereng Gunung Merapi.

"Penyelenggaraan kegiatan Merapi Night Festival akan diawali pada Sabtu pagi (22/7) dengan aktivitas kegiatan otomotif pameran mobil dan motor antik dari berbagai komunitas, fun game, dan seremoni pembukaan acara pada pukul 14.00 WIB," katanya.

Menurut dia, khusus untuk mobil antik yang diikuti sekitar 40 mobil akan dikonteskan dan memperebutkan piala Gubernur DIY.

"Pada pukul 19.00 WIB akan dilanjutkan konser musik yang didukung sound system berkekuatan 40.000 watt menampilkan kelompok musik jazz Mben Senen dan ditutup dengan penampilan Sawung Jabo dan musik barocknya," katanya.

Sekretaris Dinas Pariwisata Sleman Endah Sri Widiyastuti mengatakan, gelaran "Merapi Night Festival" selain sebagai ajang untuk menarik wisatawan, juga sebagai ajang untuk pemberdayaan komunitas serta menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. "Event ini gratis bagi pengunjung, kami juga menyediakan booth gratis untuk UKM dan warga sekitar untuk menjual produk makanan dan souvenir dalam event tersebut," katanya.

Endah mengatakan jika di event tahun sebelumnya disajikan stan Kopi Merapi, pada gelaran "Merapi Night Festival" kedua nanti stand "Kopi Klothok" juga akan hadir memanjakan para penikmat kopi.

"Pada tahun sebelumnya pengunjung mencapai 2.000 orang, pada event ini pengunjung yang hadir lebih dari 4.000 hingga 5.000 orang," katanya. pur/R-1

Tonjolkan Cita Rasa Budaya

Musik merupakan bahasa yang global di mana musik sebagai wujud menyampaikan perasaan, situasi dan keadaan yang digambarkan secara imajinatif dengan satu keselarasan dan perekat satu kesatuan dan kebersamaan, karena musik tidak memandang perbedaan.

Dari musik pula melalui pergelaran atau even dapat mengangkat potensi suatu daerah. Seperti yang dilakukan Dinas Pariwisata DIY bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman bersinergi dengan puluhan komunitas serta pegiat wisata guna menggelar acara Merapi Night Festival.

Acara yang terbuka secara gratis untuk pengunjung ini dikemas dalam bentuk sajian musik jazz etnik yang menonjolkan citarasa budaya dengan menampilkan penyanyi jazz kawakan Iga Mawarni dan gitaris Kadek Rihardika serta penampilan musisi-musisi muda berbakat dari komunitas Jazz Mben Senen.

Wardoyo mengharapkan acara ini dapat mendukung peningkatan kunjungan ke destinasi wisata di Lereng Merapi serta meningkatkan daya kreasi pelaku musik.

"Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian yang mencerminkan budaya pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya baik dalam bentuk formal dan informal," jelasnya.

Wardoyo menambahkan pergelaran ini sedikit banyak meniru konsep perhelatan yang digelar di beberapa daerah. Seperti, Jazz Gunung di Bromo, Jazz Atas Awan di Dieng, maupun Jazz Hutan di Bogor.

"Kami rancang acara ini sebagai event tahunan dan menjadi ikon konser jazz DIY skala nasional. Nantinya event ini bisa didaftarkan ke Kementerian Pariwisata sebagai kalender event nasional," katanya.

Kadisbudpar Kabupaten Sleman, Ayu Laksmi Dewi mengatakan, acara ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan daya tarik wisata di Sleman dengan kemasan tersendiri, yang berujung pada semakin lamanya waktu tinggal wisatawan.

Ayu meyakini agenda tersebut ke depan sangat potensial untuk disinkronkan dengan paket desa wisata maupun industri perhotelan.

"Apalagi, Sleman sekarang masih sangat minim event malam hari. Harapannya tentu saja bisa mendongkrak lama tinggal wisatawan," kata Ayu.

Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, mengatakan selain sebagai wadah para musisi jazz untuk berekspresi dan berinteraksi, acara tersebut juga memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. pur/R-1

Menyulap Gardu Pandang

Pada kesempatan berbeda, festival tahunan yang bertajuk Festival Of Light Kaliurang rencananya akan kembali digelar pada media Desember 2017. Festival yang biasa digelar di Gardu Pandang Kaliurang ini sedikit berbeda dengan festival sebelumnya. Penyelenggara sengaja menambahkan beberapa desain lampion dengan lampu berwarna-warni yang lebih padat dari pada festival sebelumnya.

Gardu pandang yang letaknya berada di kawasan komplek Kaliurang menjadikan Festival Of Light sudah banyak diketahui.

Berkat kreativitas pengelola, Kaliurang kini telah memiliki wisata malam yang berada di Gardu Pandang Turgo. Dulunya Gardu Pandang Turgo ini hanyalah sebuah Gardu Pandang dan dilengkapi dengan taman bermain. Namun sekarang Gardu Pandang ini telah disulap sedemikian rupa sehingga menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi setiap perayaan Festival Of Light digelar.

Festival Of Light Kaliurang sengaja di desain sedemikian rupa sehingga bisa dinikmati seperti taman di siang hari dan akan menjadi taman lampion layaknya di Taman Lampion Monjali pada malam hari. Festival Of Light Kaliurang ini sangatlah ditunggu-tunggu bagi para penduduk Yogya dan sekitarnya.

Salah satu yang menjadi daya tarik Festival Of Light Kaliurang ini adalah tempatnya yang berada di lereng Gunung Merapi, suasananya yang romantis dengan kabut tipis yang akan menyelimuti ketika usai hujan turun. Di sini juga para pengunjung dapat menikmati sejuknya cuaca sembari menikmati makanan khas Kaliurang.

Bagi Anda yang berada atau hendak ke Yogya, jangan sampai lewatkan untuk mengunjungi wisata malam yang digelar hanya saat tertentu saja. Nikmati suasana romantis dan suasana sejuknya Yogya di Lereng Merapi dengan mengunjungi Festival Of Light Kaliurang. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top