Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Pembiayaan

ADHI Ajukan Pembayaran Ketiga Proyek LRT

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Emiten konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah menerima realisasi pembayaran kedua pekerjaan proyek light rail transit (LRT) Jabodebek Tahap I senilai 2,5 triliun rupiah di luar pajak dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pengelola proyek LRT Jabodebek.

Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Pundjung Setya Brata, mengatakan Perseroan kini menunggu realisasi pembayaran ketiga proyek LRT Jabodebek Tahap I untuk kemajuan pengerjaan proyek dari Juli 2018 hingga Desember 2018. "Untuk yang kemarin (tahap I) sudah dibayar (2,5 triliun rupiah). Sekarang kni kita sedang proses lagi di bulan Februari untuk mengajukan sampai dengan progres Desember. Kita tunggu sampai berapa lama prosesnya nanti," ujar dia di Jakarta, Senin (14/1).

Pundjung mengaku, jumlah pembayaran tersebut belum bisa ditaksir terlebih dahulu karena sedang dalam proses perhitungan. "Masih dihitung," tutur dia.

Adapun perkembangan proyek LRT Jabodebek Tahap I hingga kini telah mencapai 56,41 persen. Proyek LRT Jabodebek itu terdiri dari tiga lintasan yakni Bekasi Timur - Cawang, Cibubur - Cawang, dan Cawang - Dukuh Atas. "Progresnya sudah 56,41 persen. Itu terdiri dari Cawang-Cibubur 76,21 persen, kemudian Cawang-Dukuh Atas 44,19 persen dan Cawang-Bekasi Timur 51,06 persen. Jadi total sudah 56,41 persen," ujar dia.

Sementara itu, terkait keberadaan proyek yang dibangun melayang (elevated) atau bersebelahan dengan tol, Pundjung menjelaskan hal itu berdasarkan pertimbangan pendekaran integrasi moda dan biaya.

"Pak JK mengatakan bahwa transportasi masal minimal berjarak 100 km. Panjang total LRT Jabodebek hanya 44,3 km, sehingga integrasi dengan moda lain supaya bisa mencapai 100 km menjadi penting. Sehingga kita mempunyai banyak titik pertemuan dengan moda lain," jelasnya.

Dia menambahkan, pertimbangan lain Perseroan ialah menghindari perlintasan sebidang jalan. Perusahaan mengaku memikirkan masak terkait hal tersebut. "Mengenai masalah elevated non elevated ini butuh kajian mendalam. Jakarta merupakan kota berkembang tapi transportasi massalnya tertinggal dari kota itu sendiri. Jadi kalau kita lihat dari infrastruktur transportasi, opsi yang diambil adalah elevated," ujar dia. Ant/ers/AR-2

Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top