Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Bencana | Warga yang Ada di Pengungsian Mulai Alami Gejala Stres

996.143 Orang Mengungsi akibat Bencana

Foto : ISTIMEWA

Sutopo Purwo Nugroho

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendata selama Januari - April 2019, terjadi 1.586 kejadian bencana. Itu menyebabkan 325 orang meninggal, 113 orang hilang, 1.439 orang luka-luka, 996.143 orang mengungsi dan terdampak, 22.253 rumah rusak (3.588 rusak berat, 3.289 rusak sedang, 15.376 rusak ringan), dan 638 fasilitas umum rusak.

"Dari semua bencana tersebut, lebih dari 98 persen yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi, sisanya akibat dari bencana geologi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Kamis (2/5).

Menurut Sutopo, bencana yang paling banyak menyebabkan korban jiwa selama 2019 adalah banjir dan longsor di Sulawesi Selatan, melanda 10 kabupaten/kota pada tanggal 22 Januari 2019. Dampaknya, 82 orang meninggal, tiga orang hilang, 47 orang luka. Kerugian dan kerusakan mencapai 926 miliar rupiah.

Selain itu, tambah Sutopo, banjir dan longsor di Sentani pada 16 Maret 2019, membuat dampak 106 orang meninggal, 82 orang hilang, 965 orang luka. Kerugian dan kerusakan mencapai 668 miliar rupiah. Banjir dan longsor di Bengkulu yang

melanda sembilan kabupaten/kota pada 27 April 2019, berdampak dan menyebabkan 29 orang meninggal, 13 orang hilang, 4 orang luka. Kerugian dan kerusakan mencapai 200 miliar rupiah.

Khusus untuk banjir, yang terjadi sejak 1 Januari hingga 30 April 2019, telah terjadi 446 kejadian banjir di seluruh Indonesia. "Banjir tersebut menyebabkan 245 orang meninggal, 108 orang hilang, dan 1.050 orang luka-luka," kata Sutopo.

Sedangkan warga yang mengungsi akibat banjir di seluruh Indonesia mencapai angka 933.575 orang. Banjir yang terjadi juga menyebabkan rumah rusak berat sebanyak 1.658 rumah, 239 rumah rusak sedang, 3.779 rumah rusak ringan. Sedangkan rumah yang terendam ada 115.731 rumah.

Pergeseran Tanah

Ketua Tim Medis Posko Kesehatan Bencana Pergeseran Tanah di Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Sopandi mengatakan pengungsi korban bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu, Kabupaten Sukabumi, mengalami gejala stres setelah sepekan menghuni pengungsian.

"Hingga saat ini diagnosa atau keluhan yang dialami pengungsi di posko pengungsian merasa cemas dan stres. Ini dibuktikan dengan banyaknya warga terdampak bencana di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini yang tensi darahnya naik dan pusing-pusing," kata Sopandi.

Menurut Sopandi, korban bencana yang mengungsi ini merasa cemas dan stres karena selain harus beradaptasi di pengungsian dengan kondisi yang serba darurat dan tentunya memikirkan rumah dan masa depan mereka.

Namun tingkat stres yang dialami para pengungsi ini masih ringan karena tetap bisa beraktivitas meskipun ada kesedihan yang mendalam di benak mereka karena menjadi korban bencana meskipun tidak ada korban jiwa, namun harus kehilangan rumah.

Selain stres, tambah Sopandi, pengungsi juga banyak yang mengeluhkan gatal-gatal, batuk, dan hipertensi. Ini dikarenakan kondisi pengungsian yang berdebu dan serba darurat. Warga yang sudah menjalani pengobatan keluhannya berkurang, walaupun ada beberapa di antaranya yang masih sering datang ke posko kesehatan untuk meminta obat dan diperiksa tensi darahnya.eko/tgh/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top