Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Banjir - Masyarakat Magelang Diminta Mewaspadai Tanah Longsor

939 Rumah Terendam di Pangandaran

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebanyak empat kecamatan terkena bencana banjir di wilayah Kabupaten Pangandaran menyebabkan hingga Senin ada 939 rumah yang masih terendam air.

BANDUNG - Data Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) hingga Senin (9/10) menyebutkan empat kecamatan dan 15 desa terkena bencana banjir di wilayah Kabupaten Pangandaran. Rumah yang masih terendam air mencapai 939 unit.

"Tercatat korban terdampak mencapai 2.332 jiwa. Rumah yang masih terendam banjir mencapai 939 unit, infrastruktur yang rusak berat meliputi satu jembatan gantung 30 meter, satu unit jembatan gantung dan satu unit jembatan beton," kata Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, di Bandung, Senin (9/10).

Heryawan mengatakan sejak terjadinya bencana, BPBD Jabar telah berkolaborasi dengan tim petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKB) Kabupaten Pangandaran untuk mendata lokasi bencana, mengirimkan bantuan perahu karet, hingga pengevakuasian warga.

Tercatat 372 relawan dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan elemen, seperti Tagana, TNI-Polri, PMI, rumah zakat, Orari, dan lain-lain terlibat dalam penanganan dini dan evakuasi warga. "Melalui BPBD, TNI-Polri telah melakukan penanganan dan mendistribusikan bantuan logistik sejak Sabtu malam, senilai hampir 325 juta rupiah untuk logistik. Mitigasi bencana masih terus dilakukan," ujar Heryawan.

Heryawan menambahkan status darurat bencana perlu ditetapkan oleh bupati setempat agar bantuan bisa cepat diberikan. Dana tak terduga diperlukan untuk mengantisipasi dan mengevakuasi bencana.

"Belum ada sebuah pernyataan dalam bentuk surat keputusan bupati yaitu memutuskan atau menyatakan darurat bencana. Karena itu, ya dana tersebut enggak bisa keluar karena surat tersebut menyatakan bencana benar terjadi, dan layak menerima dana tersebut," tambah Heryawan.

Selain itu, Gubernur Heryawan juga mengimbau masyarakat supaya tidak percaya dengan gambar atau foto bencana alam di Kabupaten Pangandaran yang beredar di media sosial. Karena ada sejumlah di antaranya yang merupakan gambar bohong atau hoax.

"Memang benar bencananya ada, tapi tak separah dengan apa yang digambarkan. Sudah diklarifikasi, saya pastikan gambar atau foto yang tersebar di media sosial adalah hoax," katanya.

Heryawan mensinyalir ada pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana sebab bisa saja gambar yang disebarkan adalah gambar rekayasa atau pun gambar bencana di daerah lain.

Rawan Longsor

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bencana tanah longsor saat memasuki awal musim hujan ini. Tanah yang kering saat kemarau dan kini tersiram hujan memasuki awal musim hujan ini mudah sekali terjadi longsor, maka masyarakat di kawasan rawan longsor harus selalu waspada.

Edy menyebutkan daerah rawan longsor di Kabupaten Magelang, antara lain di lereng pegunungan Menoreh meliputi Borobudur dan Salaman, kemudian lereng Gunung Sumbing meliputi Kaliangkrik, Kajoran, Bandongan, dan Windusari. Lereng Gunung Merbabu meliputi Ngablak, Grabag, dan Sawangan. Lereng Gunung Merapi meliputi Sawangan, Dukun, dan Srumbung. Selanjutnya kawasan Secang, Tegalrejo, Candimulyo, dan Salam.

"Ada beberapa lokasi yang menjadi pantauan tinggi, yakni wilayah Kecamatan Salaman meliputi Desa Kalirejo, Ngargoretno, dan Kalisalak. Kecamatan Borobudur, meliputi Candirejo, Majaksingi, Bigaran, dan Giripurno. Kecamatan Kajoran meliputi Kranjang Lor dan Kecamatan Grabag di Desa Kupen," katanya.

Edy menuturkan pada awal musim hujan ini telah terjadi beberapa kejadian tanah longsor, terakhir terjadi pada Minggu (8/10) sore di Dusun Munggang, Desa Lesanpuro, Kecamatan Kajoran. Sebuah senderan panjang 25 meter, lebar dua meter, dan tinggi lima hingga delapan meter di Dusun Munggang tersebut longsor dipicu adanya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang kemarin sore.

Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Edy menyampaikan titik longsor berjarak sekitar empat meter dari permukiman warga yang berada di seberang jalan.

n tgh/SM/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top