Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Waspadai Gelombang Ketiga Virus Korona

67,91 Juta Warga RI Divaksin Covid-19 Dosis Lengkap

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan jumlah warga Indonesia yang telah menerima dosis vaksin secara lengkap mencapai 67,91 juta jiwa hingga Minggu (24/10), pukul 12.00 WIB. Data Satgas Covid-19 yang diterima di Jakarta, Minggu, jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan dua dosis vaksin Covid-19 per hari ini (24/10) bertambah 749.708 menjadi 67.915.440 orang. Sementara itu, jumlah penerima vaksin dosis pertama yang tercatat hari ini sebanyak 760.840 jiwa.

Dengan tambahan tersebut, jumlah penerima vaksin dosis pertama menjadi 113.032.768 jiwa, sedangkan vaksinasi untuk dosis ketiga bertambah 3.224 menjadi 1.102.824 orang. Pemerintah berencana memvaksinasi sebanyak 208.265.720 juta orang.

Dengan demikian, suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 tercatat sudah diberikan pada 54,27 persen dari 208.265.720 warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19. Sementara warga yang sudah selesai menjalani vaksinasi baru mencapai 32,60 persen dari total sasaran. Sebelumnya, Juru Bicara Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro, meminta masyarakat melengkapi vaksin dosis kedua agar segera tercapai kekebalan kelompok.

"Jangan lupa vaksin dosis kedua, terutama kalau ada yang hanya sempat sekali atau berpikir satu kali cukup," kata Reisa. Ia mengatakan untuk berbagai jenis vaksin, kecuali Johnson & Johnson, membutuhkan dua dosis. Oleh karena itu, diharapkan seluruh masyarakat yang sudah mengikuti vaksin dosis pertama segera melengkapinya dengan dosis kedua. "Ikuti apa yang sudah dicanangkan oleh pemerintah. Kalau untuk jangka waktu setiap vaksin itu berbeda, harap diperhatikan dengan baik. Segera dilengkapi dosisnya agar kita segera keluar dari pandemi," katanya.

Protokol Kesehatan

Pakar Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad, mengatakan prediksi Indonesia akan mengalami gelombang ketiga Covid-19 pada Desember 2021- Januari 2022 bisa terjadi atau tidak sangat tergantung kepada perilaku warga dalam menjalankan protokol kesehatan. "Kemungkinan adanya gelombang Covid-19 berikutnya adalah sebuah keniscayaan. Tinggal pertanyaanya itu kapan terjadi dan seberapa tinggi ini sangat tergantung dengan situasi yang berkembang di masyarakat," papar Riris.

Riris mengatakan munculnya gelombang ketiga Covid-19 atau gelombang-gelombang berikutnya sangat tergantung pada kondisi di masyarakat. Mobilitas interaksi sosial dan kepatuhan dalam implementasi 3M, yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker di masyarakat merupakan situasi yang bisa memicu gelombang Covid-19 ketiga.

Direktur Pusat Kajian Kedokteran Tropis UGM ini menyampaikan Covid-19 masih terus ada dan tidak sedikit orang yang tidak memiliki kekebalan. Sementara pada orang yang telah mendapatkan vaksin Covid-19, kekebalan yang didapat pun akan menurun seiring berjalannya waktu. "Jadi, tidak hanya satu kali gelombang tiga lalu stop, tapi akan terjadi lagi selama virus masih ada dan bersirkulasi secara global," terangnya.

Beberapa negara dengan cakupan vaksinasi relatif tinggi seperti Israel, Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara di Eropa saat ini pun tengah berjuang kembali dengan Covid- 19 akibat varian Delta. Riris menjelaskan saat ada varian Delta dengan tingkat penularan lebih tinggi membutuhkan cakupan imunitas lebih tinggi dalam populasi. Misalnya sebelum adanya varian Delta untuk mendapatkan kekebalan kelompok sekitar 70 persen populasi harus sudah divaksin.

Namun, sejak adanya varian Delta maka cakupan vaksinasi ditingkatkan menjadi 80 persen. Kondisi tersebut dengan anggapan vaksin yang diberikan memiliki efektvitas 100 persen. Ia menjelaskan dengan kondisi itu artinya vaksinasi di Indonesia untuk bisa mencapai 80 persen mensyaratkan sekitar 230 juta penduduk harus divaksin.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top