5.000 Ternak Terdampak Banjir di Bima
Personel Satuan Tugas Zeni TNI AD bahu-membahu membangun kembali jembatan yang putus diterjang banjir, di Kabupaten Bima, NTB, Sabtu.
JAKARTA-Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan ada 5.173 ternak warga di sejumlah kecamatan di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terdampak banjir. Daerah tersebut meliputi Kecamatan Monta, Kecamatan Woha, Bolo dan Madapangga.
Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Makmun mengucapkan, pada akhir pekan lalu pihaknya menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk peternak terdampak banjir bandang di Kabupaten Bima. Bantuan tersebut berupa sembako sebanyak 26 ribu butir telur serta obat-obatan ternak.
Makmun mengatakan, masyarakat yang terdampak banjir di Bima NTB kebanyakan berprofesi sebagai peternak. Maka, sebagai bentuk kepedulian atas musibah yang dialami, pihaknya ikut turun tangan membantu meringankan beban para korban.
"Bantuan ini kami fokuskan untuk para peternak. Selain berupa sembako, kami juga memberi obat-obatan dan langsung melakukan pengobatan ternak secara mada pada daerah yang terdampak banjir," kata Makmun di Jakarta, Senin (12/4/2021)
Dia menambahkan bantuan stimulan bagi peternak oleh Ditjen PKH Kementan ini, selain menyasar kelompok ternak pada beberapa desa di Kecamatan Monta, NTB, disalurkan juga untuk peternak terdampak banjir di Kecamatan Woha, Bolo dan Madapangga.
Pada empat wilayah ini tercatat 5.173 ternak warga terdampak banjir bandang yang terjadi pada Jumat 2 April lalu. Di antaranya 93 ekor sapi, 4 ekor kerbau, 76 ekor kambing dan 5.000 ekor ayam broiler. Data tersebut meliputi ternak yang mati bangkai, hilang dan dipotong paksa oleh warga.
Dia menyampaikan, bantuan sembako, ribuan butir telur serta obat-obatan berupa vitamin, antibiotik, obat cacing dan anti rasa sakit ini ditargetkan mampu menangani lebih kurang 7.000 ekor ternak warga di empat kecamatan terdampak. Harapannya, juga bisa membangkitkan semangat para peternak untuk terus mengembangkan potensi peternakan di daerah.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya