Minggu, 24 Nov 2024, 19:30 WIB

42 Mahasiswa dari Indonesia Timur Dapat Beasiswa Eramet

Chief Sustainability & External Affairs Officer Eramet Virginie de Chassey dan Pendiri KBF Indonesia, Billy Mambrasar dalam acara seminar beasiswa, di Jakarta, Minggu (24/11).

Foto: Foto Muhamad Marup

JAKARTA - Sebanyak 42 mahasiswa dari wilayah Indonesia timur yaitu Maluku Utara, Papua, dan Sulawesi, mendapat beasiswa Eramet. Hal ini sebagai bentuk komitmen dan dukungan Eramet untuk mengurangi kesenjangan akses ke pendidikan berkualitas di Indonesia Timur. 

"Program ‘Eramet Beyond’ memiliki ambisi, khususnya untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam pendidikan dan gender," ujar Chief Sustainability & External Affairs Officer Eramet Virginie de Chassey, di Jakarta, Minggu (24/11). 

Dia menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan sebuah organisasi nirlaba yang berkomitmen pada peningkatan pendidikan, untuk menanggulangi ketidaksetaraan pendidikan di Indonesia Timur, Kitong Bisa Foundation Indonesia (KBF Indonesia). Program beasiswa berfokus pada percepatan pengembangan lokal dan berkelanjutan di komunitas serta wilayah operasional. 

"Kami berkomitmen untuk berkontribusi pada misi ini dengan memberikan dukungan pendidikan kepada masyarakat di sekitar area operasional kami di setiap negara tempat kami beroperasi,” jelasnya. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi dari tahun 2021 hingga 2023 terungkap wilayah timur Indonesia memiliki tingkat partisipasi yang lebih rendah. Selain itu, angka putus sekolah di Indonesia Timur mencapai 4,37% pada tahun 2020, lebih tinggi dibandingkan bagian barat yang mencapai 3,52%. 

Chassey menerangkan, peserta beasiswa yang lolos seleksi dipilih untuk jenjang Sarjana, Pascasarjana, dan Doktor dalam periode dua tahun ke depan. Para penerima akan mendapatkan bantuan biaya pendidikan (SPP), tunjangan biaya hidup, serta biaya buku untuk mendukung proses belajar mereka. 

Dia memastikan, para mahasiswa juga akan mendapatkan pelatihan tambahan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan non-teknis. Dengan demikian program beasiswa dapat mendorong generasi muda di daerah terpencil untuk melanjutkan pendidikan tinggi mereka dan mendapatkan kesempatan yang sama seperti rekan-rekan mereka di wilayah lain. 

"Kesetaraan akses pendidikan inilah yang ingin kami dorong bersama dengan semua pemangku kepentingan," katanya. 

Pendiri KBF Indonesia, Billy Mambrasar menambahkan dukungan pihak swasta terhadap peningkatan kualitas pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Menurutnya, berdasarkan data yang ada saat ini pendidikan di Indonesia Timur masih dihadapkan pada ketimpangan akses yang signifikan dibandingkan wilayah lainnya. 

"Perlu adanya sinergi dari banyak pihak untuk bisa membantu peningkatan kualitas pendidikan anak-anak yang ada di timur Indonesia," tuturnya.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan: