Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

36 Jam Penyanderaan di Rutan Mako Brimob

Foto : KORAN JAKARTA/Muhaimin A Untung

PASCAPENYANDERAAN - Anggota Kepolisian Brimob berjaga usai operasi pembebasan sandera di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob, Depok, Jawa Barat Kamis (10/5).

A   A   A   Pengaturan Font

Suasa tegang di Rutan Salemba (Rutan) Cabang Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, yang berlangsung sejak Selasa (8/5) malam, berakhir pada Kamis (10/5) pagi.

Lima polisi gugur. Satu orang narapidana teroris tewas. Lima polisi yang tewas itu adalah Brigadir Polisi Dua (Bripda) Wahyu Catur Pamungkas, Bripda Syukron Fadhli Idensos, Inspektur Polisi Dua (Ipda) Rospuji, Bripka Denny, serta Brigadir Polisi Satu (Briptu) Fandi.

Adapun seorang tahanan kasus terorisme yang tewas bernama Benny Syamsu Tresno. Drama 36 jam penyanderaan di Markas Komando Brimob oleh narapidana terorisme itu berakhir tepatnya pukul 07.15.

Polisi berhasil melumpuhkan narapidana terorisme yang sempat menyandera rekannya hingga Kamis pukul 02.00. Penyanderaan ini diakhiri dengan menyerahnya 155 tahanan.

Peristiwa tragis ini diduga diawali oleh tahanan kasus terorisme dari Jamaah Ansharut Daulah asal Sumatera Selatan, Wawan Kurniawan alias Abu Afif.

Wawan yang tengah menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, itu dibesuk keluarganya, Selasa. Seperti biasa, keluarga membawa makanan untuk Wawan.

Tetapi, aparat melarang pemberian makanan itu. Sesuai standar operasional, seluruh makanan yang berasal dari luar dan diberikan kepada tahanan harus melalui pemeriksaan.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya barang-barang selundupan dari keluarga, termasuk melalui makanan. Wawan marah dan berlanjut setelah persidangan hingga kembali ke tahanan Mako Brimob Kelapa Dua.

Wawan pun diduga melakukan provokasi kepada para tahanan dan narapidana di rutan tersebut untuk membuka paksa sel. Aksi berlanjut ke ruang interogasi.

Mereka mendapati seorang polisi wanita (polwan) yang sedang melakukan interogasi kepada tahanan lain. Sang polwan dianiaya, senjatanya direbut.

Drama penguasaan rutan oleh para tahanan dan narapidana kasus terorisme pun bergulir hingga Kamis Pagi.

Tidak di Lokasi

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, membenarkan informasi yang mengatakan keributan di rutan Mako Brimob itu dipicu saat tahanan bernama Wawan Kurniawan meminta petugas memberikan makanan yang dititipkan keluarganya.

Makanan itu dititipkan kepada petugas bernama Budi. "Berhubung Budi sedang tidak di lokasi, petugas yang ada tidak bisa segera memberikan makanan tersebut," tegas Setyo. Wawan kemudian marah dan berteriak-teriak.

Hal itu memicu emosi tahanan yang lain hingga terjadi kerusuhan. Menjelang sore, Setyo mengatakan para tahanan sudah berhasil menguasai rutan blok C.

Setelah itu, mereka menguasai blok A dan B menjelang malam hari. Setyo mengatakan, pada periode ini, tahanan sudah menyerang petugas.

"Petugas sudah ada yang meninggal," kata dia. Kondisi rutan di Mako Brimob ini memang cukup memprihatinkan. Permasalahan utama tahanan di Mako Brimob ini adalah desain dan kapasitas bangunan yang melebihi muatan.

Bahkan, para tahanan hanya diberikan waktu sekali dalam sepekan bisa beraktivitas di luar sel. Jumlah penghuni dalam satu blok berkapasitas sekitar 36 orang. Bahkan, ada blok tahanan yang diisi hampir sebanyak 50 orang.

Kerusuhan itu pun wajar terjadi jika penghuni merasa tertekan. Masalah-masalah sepele saja bisa menjadi pemicu keributan. eko/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top