2019, Sentimen Perang Dagang Masih Bayangi Rupiah

Jakarta - Sentimen perang dagang, terutama antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), diperkirakan masih berlanjut tahun depan. Kondisi itu berpotensi menekan pergerakan mata uang rupiah tahun depan. Pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova menilai perang dagang masih membayangi pelaku pasar.

Menurutnya, sentimen tersebut diperkirakan masih berlanjut pada 2019. "Sentimen perang dagang menjadi salah satu faktor yang membebani aset mata uang berisiko seperti rupiah," katanya. Menurut dia, perang dagang masih akan membuat situasi pasar tidak menentu. Namun, dengan fundamental ekonomi nasional yang cukup baik diharapkan menjaga kepercayaan pelaku pasar terhadap Indonesia.

Seperti diketahui, pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (28/12) sore, menguat delapan poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.560 rupiah per dollar AS. "Permintaan terhadap aset mata uang berisiko masih cukup baik pada akhir tahun ini sehingga masih menopang rupiah," kata Rully Nova.

Sementara itu, ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan permintaan dollar AS yang cenderung menurun menjelang tutup tahun menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah.

Ant/E-10