Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Otomotif

2019, Ekspor Mobil Ditargetkan Naik di Atas 15%

Foto : ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Produksi Mobil Listrik I Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) saat mengunjungi booth Toyota pada pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS 2019) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (25/4/2019). Dalam roadmap pengembangan industri kendaraan nasional, pemerintah menargetkan 20 persen dari total produksi kendaraan baru di Indonesia sudah berteknologi tenaga listrik pada 2025 guna mendukung komitmen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca (CO2) sebesar 29 persen pada 2030.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ekspor mobil pada tahun ini ditargetkan menembus 400 ribu unit atau naik 15,6 persen dibanding capaian pada 2018. Peningkatan ini seiring pertumbuhan permintaan konsumen mancanegara, terutama di ASEAN dan terbukanya pasar baru, seperti di Australia.

"Pasar ASEAN masih sangat potensial. Sekarang, ekspor mobil Indonesia terbesar, di antaranya ke Filipina dan Vietnam, bahkan pasar di Thailand juga mulai terbuka," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pembukaan Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis (25/4).

Menperin menyampaikan peluang peningkatan ekspor mobil Indonesia yang juga ada di depan mata adalah ke Australia. Ini merupakan hasil negosiasi yang sudah ditandatangani dari perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif di antara kedua negara.

"Pemerintah tentu masih menunggu ratifikasi parlemen kedua belah pihak. Tetapi apabila sudah diratifikasi, potensi untuk ekspornya terbuka, termasuk kendaraan yang electric vehicle, pemerintah Australia juga memberi prioritas," paparnya.

Menurut Airlangga, industri otomotif merupakan salah satu sektor manufaktur yang sudah memiliki struktur dalam di Indonesia, mulai dari hulu sampai hilir. RI sudah punya bahan baku seperti baja, plastik, kaca, ban, hingga engine itu sudah diproduksi di dalam negeri. Lokal konten rata-rata di atas 80 persen.

Di samping itu, potensi industri otomotif di Indonesia cukup besar, dengan jumlah produksi mobil yang mencapai 1,34 juta unit atau senilai 13,76 miliar dollar AS sepanjang 2018. Saat ini, empat perusahaan otomotif besar telah menjadikan Indonesia sebagai rantai pasok global.

Dalam waktu dekat, ada beberapa principal otomotif lagi yang bergabung dan akan menjadikan Indonesia sebagai hub manufaktur otomotif di wilayah Asia. Hal tersebut akan menggenjot kinerja industri otomotif, sehingga mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Apalagi, industri ini menyerap tenaga kerja yang banyak, lebih dari satu juta orang.

Karena itu, industri otomotif terpilih menjadi bagian dari lima sektor manufaktur andalan dalam implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Selain mendapat prioritas pengembangan untuk lebih berdaya saing global, pemerintah juga mendorong industri otomotif siap memasuki era industri 4.0.

Basis Produksi

Lebih jauh di dalam roadmap atau peta jalan tersebut, ditargetkan pada 2030, Indonesia dapat menjadi basis produksi kendaraan bermotor Internal Combustion Engine (ICE) maupun Electrified Vehicle untuk pasar domestik maupun ekspor. Hal ini perlu didukung kemampuan industri dalam negeri, mulai dari memproduksi bahan baku dan komponen utama sampai pada optimalisasi produktivitas sepanjang rantai nilainya.

Kemudian, dalam peta jalan pengembangan industri kendaraan nasional, pemerintah menargetkan sebanyak 20 persen dari total produksi kendaraan baru di Indonesia sudah berteknologi tenaga listrik pada tahun 2025. Ini guna mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dapat menurunkan emisi gas rumah kaca (CO2) sebesar 29 persen pada tahun 2030, sekaligus menjaga kemandirian energi nasional. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top