Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Revitalisasi Angkutan l BPPT Tawarkan Teknologi Tangani Kemacetan

2018, Jakarta Bebas Angkutan Tak Laik Jalan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Semua angkutan umum yang tidak laik jalan akan dijadikan praktik anak-anak SMK Ibu Kota.

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berharap pada 2018 tidak ada lagi kendaraan umum yang tidak laik jalan beroperasi di seluruh wilayah ibu kota.

"Tahun 2018, saya berharap tidak ada lagi angkutan umum yang tidak laik jalan di Jakarta. Semua angkutan umum yang beroperasi harus yang benar-benar laik jalan," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.

Rencananya, menurut dia, kendaraan-kendaraan umum yang dinyatakan sudah tidak laik jalan akan diambil mesinnya untuk kemudian dimanfaatkan sebagai bahan praktik bagi siswa-siswi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

"Jadi nanti angkutan-angkutan umum yang sudah tidak laik jalan akan 'di-scrapping'. Kemudian, kami akan ambil mesinnya, lalu kami sumbangkan kepada SMK untuk pelajaran praktik perbengkelan," ujar Djarot.

Oleh karena itu, mantan Wali Kota Blitar itu pun terus mendorong para pengusaha angkutan umum yang ada di ibu kota agar segera melakukan peremajaan angkutan yang dimilikinya, sekaligus bergabung dengan manajemen PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

Baca Juga :
Bermain Ice Skating

"Peremajaan angkutan umum akan memberikan dampak terhadap penghasilan para pengusaha angkutan umum. Semakin baik kualitas kendaraan, semakin banyak pula warga yang memanfaatkannya. Warga pasti memilih angkutan yang laik, nyaman dan aman," tutur Djarot.

Meskipun demikian, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengungkapkan tidak seluruh pengusaha angkutan umum bersedia menjual kendaraannya kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Tidak semua pemilik angkutan itu mau menjual kendaraannya kepada Pemprov DKI. Akan tetapi, kami akan terus mengupayakannya. Kami mencari pengusaha yang mau pakai sistem beli putus. Untuk harganya, nanti akan kami nego," ungkap Andri.

Solusi Kemacetan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Kongres Teknologi Nasional 2017 menawarkan teknologi "Intelligent Transportation System" (ITS) untuk mengurangi kemacetan lalu lintas perkotaan.

"Rekomendasi yang dikeluarkan untuk atasi kemacetan dengan 'Intelligent Transportation System' seperti yang sudah digunakan Jepang. Kita uji di Pekalongan nanti," kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Wahyu Widodo Pandoe saat menyampaikan rekomendasi bidang teknologi transportasi pada penutupan Kongres Teknologi Nasional 2017.

Teknologi ini, menurut Wahyu, mirip seperti Google Map, yang jika digunakan pengendara dapat berfungsi untuk mengantisipasi terjebak kemacetan. Dalam kaitannya dengan manajemen lalu lintas teknologi dapat pula berfungsi kepadatan lalu lintas.

Kebijakan transportasi perkotaan yang tepat, ia mengatakan, ditujukan untuk menata kebijakan mengatasi kemacetan dengan meningkatkan mode berbagi angkutan umum pada 2025 sebesar 30 persen. Dirinya meyakini target tersebut dapat tercapai dengan segera beroperasinya transportasi masal seperti MRT, LRT, komuter line dan BRT.

Tujuan baiknya, menurut Wahyu, untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan di perkotaan, dengan prioritas dilakukan riset dan pengembangan (risbang) teknologi kendaraan hemat energi dan ramah lingkungan berbasis bahan bakar "green diesel", "green gasoline", hibrid, listrik, teknologi gas dan biofuel.

"Bagaimanapun Indonesia tidak bisa mundur dari 'Paris Agreement'. Maka target penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26 persen di 2020 harusnya mempercepat upaya-upaya menekan emisi salah satunya dengan membenahi transportasi perkotaan," ujar dia.

Untuk mencapai target tersebut, menurut Wahyu, rekomendasi yang juga diberikan dalam kongres adalah mendorong Pemerintah menyiapkan SDM, fasilitas dan kelengkapan badan atau lembaga "technology clearing house" peng ujian dan sertifikasi produk teknologi ramah lingkungan dan hemat energi.

Penguatan teknologi otomotif hemat energi dan ramah lingkungan yang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan yang telah disebutkan sebelumnya perlu dilakukan. Sekaligus, ia mengatakan penerapan standar emisi Euro 4 di 2018 untuk bensin, dan 2021 untuk diesel. nis/pin/ant/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan, Antara

Komentar

Komentar
()

Top