Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

18.030 Personel Dikerahkan untuk Pengamanan KTT G20 di Bali

Foto : VOA/AP/Firdia Lisnawati

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan jumlah total personel yang terlibat dalam pengamanan KTT G20 Bali adalah 18.030. Dari jumlah itu, 13.400 merupakan personel TNI dan sisanya merupakan personel Polri dan instansi lain.

A   A   A   Pengaturan Font

BALI - Delapan belas ribu personel keamanan dari berbagai unsur memastikan Bali aman sepanjang penyelenggaraan pertemuan puncak G20. Seluruh delegasi menerima pengamanan sama, di tengah belum pastinya kehadiran setidaknya empat kepala negara.

Dilansir VOA, Selasa (8/11), Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan turun langsung mengecek kesiapan aparat keamanan terkait penyelenggaraan pertemuan puncak G20 di Bali, Senin (7/11). Dia menegaskan, perintah presiden jelas, yaitu seluruh detail penyelenggaraan harus diperhatikan.

"Persiapan-persiapan saya kira sudah final. Kepala negara yang memastikan datang sampai hari ini ada 16. Kita masih nunggu mungkin satu dua kepala negara lagi yang mungkin datang," kata Luhut di Bali.

"Tapi, kepala negara-negara besar, saya lihat semua akan hadir," tambahnya.

Menjawab pertanyaan jurnalis, Luhut memastikan bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan hadir, sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin masih menunggu jawaban kepastian.

Persiapan Maksimal

Luhut menilai, persiapan yang dilakukan baik oleh TNI maupun Polri telah maksimal untuk acara pada 15-16 November itu.

"Pengamanan akan sama, kepada semua kepala negara, maupun lembaga-lembaga tinggi internasional, yang jumlahnya semua 39 itu," tambahnya.

Sejauh ini, pos terpadu TNI dan Polri telah didukung oleh sebaran 2.300 kamera CCTV di berbagai titik. Teknologi ini disertai pengenalan wajah, sehingga mampu mendeteksi siapapun yang datang ke Bali, serta tersambung dengan data lembaga pendukung seperti imigrasi.

Pengamanan siber juga diperkuat, karena menyadari potensi serangan di sektor ini sepanjang pelaksanaan pertemuan puncak G20.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa merinci, jumlah total personel yang terlibat dalam pengamanan G20 adalah 18.030. Dari jumlah itu, 13.400 merupakan personel TNI dan sisanya merupakan personel Polri dan instansi lain.

"Alutsista kita, untuk udara, fixed wings atau pesawat bersayap tetap itu kita ada sembilan," kata Andika.

Dia merinci, sembilan pesawat itu terdiri dari dua pesawat pengintai, satu pesawat angkut Boeing, dan dua pesawat angkut Hercules. Selain itu, ada pula satu pesawat medivac atau medical evacuation, berupa Hercules yang dilengkapi dengan mini ICU, diperkuat dengan dua pesawat tempur F16, dua Sukhoi dan ada lima belas helikopter. Di laut, TNI menyiagakan 14 KRI.

"Besok (Selasa-red), mereka akan mulai berangkat ke sektor tanggung jawab masing-masing," tegasnya.

TNI telah berkoordinasi dengan pasukan pengamanan masing-masing kepala negara. Koordinasi juga dilakukan dengan pasukan pengamanan Presiden Putin, meski yang bersangkutan belum memastikan hadir.

"Kita sudah komunikasi, termasuk dengan secret service-nya Rusia. Kita sudah akomodasi segala yang dibutuhkan, sehingga dari kami ini mendukung penuh," tambah Andika.

Panglima juga memastikan Satgas intel TNI, termasuk BAIS, telah bekerjasama dengan intelijen militer negara-negara partisipan yang akan hadir. Seluruh pihak bekerja sama untuk memastikan tidak ada ancaman keamanan sepanjang penyelenggaraan pertemuan G20. "Nah, kabar bagusnya, sejauh ini kalau yang sifatnya kelompok perencanaan, itu tidak ancaman. Itu kabar bagus ,ya belum ada ancaman yang signifikan," tambah Panglima TNI.

Ancaman Teroris

Terkait potensi ancaman, pihak kepolisian juga melakukan antisipasi khusus, seperti dijelaskan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Kami telah menggelar operasi intelijen, khususnya rekan-rekan dari Densus, untuk melakukan penempelan dan pengawasan secara ketat, terhadap potensi-potensi yang memang kita melihat itu akan menjadi potensi ancaman," ujarnya.

Terkait kamera dengan kemampuan pengenalan wajah, menurut Listyo pemasangan sudah dilakukan di titik penyeberangan, mulai bandara hingga pelabuhan.

"Apabila ada target yang memang menjadi catatan kita yang lewat, tentunya kita akan mengambil langkah-langkah di situ. Karena memang semuanya sudah kita integrasikan sehingga kemudian DPO-DPO, target-target khusus, semuanya kita awasi," jelasnya.

Terkait kegiatan menyampaikan pendapat selama ajang di Bali ini, pihak keamanan telah menyediakan sarana khusus. Catatan polisi adalah, agar semua aspirasi disampaikan dengan tertib.

Untuk pengamanan seluruh delegasi, polisi akan melakukan pemantaua sejak kedatangn di bandara, hingga ke tempat menginap dan venue pertemuan puncak. Polri juga menempatkan personel mereka di ring 1 pengamaman, khususnya petugas-petugas yang terlibat dalam pengalaman VVIP.

"Kita juga mempersiapkan command center, sehingga titik-titik dari perjalanan itu bisa kita ikuti dari CCTV yang ada. Kemudian GPS-GPS yang ada, sehingga apabila kemudian ada permasalahan, maka segera kita persiapkan rute-rute alternatif," ujar Listyo.

Pada Senin (7/11), TNI dan Polri juga melakukan gelar pasukan di lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, untuk memastikan seluruh kesiapan.

"Kita laksanakan pengecekan langsung, berbagai macam peralatan yang kita miliki. Sehingga masing-masing memiliki kesiapan terkait dengan pelaksanaan tugasnya, mulai dari kondisi normal sampai dengan kondisi kontijensi," tegas Kapolri.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top