Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

128 Tahun Berdayakan UMKM, Bank BRI Menuju "The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia"

Foto : Istimewa

Mantri BRI menunjukkan cara bertransaksi melalui aplikasi BRImo kepada salah seorang petani di sebuah kawasan pertanian beberapa waktu lalu

A   A   A   Pengaturan Font

PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk atau Bank BRI pada Sabtu, 16 Desember 2023 pekan depan genap berusia 128 tahun. Sebagai perusahaan jasa keuangan, berkiprah lebih dari seabad dan tetap eksis sebagai perusahaan papan atas terbaik di Tanah Air tentu tidak terlepas dari pilihan strategi bisnis yang tepat dan adaptif terhadap perubahan yang dinamis.

Pilihan untuk memberdayakan segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti mengantar Bank BRI menjalankan fungsi intermediasi dengan baik melalui berbagai siklus ekonomi.

Berawal dari keprihatinan nasib pegawai pribumi agar terhindar dari utang kepada rentenir, Raden Bei Aria Wirjaatmadja, seorang pegawai Pangreh Praja berpangkat Patih Banyumas di Purwokerto, merintis Bank BRI.

Saking banyaknya pegawai yang harus dibantu dan uang pribadinya tidak mencukupi, Raden Bei Aria Wirjaatmadja menggunakan dana kas masjid yang pengelolaannya dipercayakan kepadanya. Dia kemudian membentuk sebuah lembaga bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inlandsche Hoofden yang bertugas menampung penerimaan angsuran pinjaman, untuk dipinjamkan kembali kepada peminjam lain.

Meski sudah menyandang nama Hulp en Spaarbank, namun belum dapat disebut sebagai bank karena tidak mengelola dana masyarakat melainkan dana pribadi dan sebagian dana kas masjid.

Setelah berjalan beberapa bulan, seperti dikutip dari Link UMKM BRI, penggunaan dana kas masjid ternyata tidak dibenarkan oleh pejabat atasan Asisten Residen. Dana yang telah digunakan harus segera dikembalikan dan Asisten Residen E. Sieburgh segera membuat edaran guna menghimpun dana penolong dari masyarakat.

Dengan sisa dana setelah pengembalian dana kas masjid, maka pada tanggal 16 Desember 1895 didirikan lembaga bernama Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Simpan Pinjam Milik Pegawai Pangreh Praja Pribumi.

Bank inilah yang menjadi cikal bakal Bank BRI walaupun awalnya dijuluki sebagai bank priyayi karena hanya memberi pinjaman kepada kalangan pegawai yang di kalangan masyarakat Jawa dikenal sebagai golongan priyayi.

Pada tanggal 11 Agustus 1897, Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren pun mengalami reorganisasi dan perluasan kegiatan usaha. Pemberian pinjaman tidak hanya kepada para pegawai atau golongan priyayi, tetapi juga kepada berbagai golongan masyarakat.

Seiring dengan perluasan kegiatan usaha, maka nama bank pun berubah menjadi Poerwokertosche Hulp, Spaar en Landbouw CreditBank atau Bank Simpan Pinjam dan Kredit Usaha Tani Purwokerto. Sejak saat itu, sebutan bank priyayi berubah, menjadi bank rakyat.

W.P.D. de Wolff van Westerrode yang melakukan reorganisasi diakui memiliki pengetahuan tentang keberadaan Raffeisen Bank. Sebuah bank perkreditan rakyat di Anhausen, Austria. Reorganisasi terhadap cikal bakal BRI pun dilakukan dengan mengacu pada bank tersebut, yang telah beroperasi sejak tahun 1862 dan dapat dikatagorikan sebagai bank yang moderen untuk ukuran saat itu. Sejak itu, BRI merupakan sebuah bank "Ndeso" yang beroperasi sebagai bank moderen.

Pilihan Tepat

Pilihan Bank BRI untuk concern, fokus dan loyal membiayai segmen UMKM terbukti sebagai strategi yang tepat. Sebab, UMKM memiliki peran yang sangat vital dalam perekonomian nasional. Laporan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) mencatat kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2022 mencapai 60,3 persen dan mampu menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja di Indonesia.

Ekonom Senior yang juga Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto mengatakan pilihan membiayai UMKM sangat tepat karena segmen usaha tersebut mendominasi perekonomian Indonesia.

Selain itu, segmen UMKM terbukti tangguh dalam beberapa krisis seperti krisis moneter 1997-1998 dan krisis ekonomi global pada 2008. UMKM hanya mengalami tekanan saat pandemi Covid-19 merebak di dunia, namun mereka dalam waktu cepat bisa recovery.

Relatif tangguhnya UMKM itu terhadap krisis karena sebagian besar menggunakan modal sendiri dan produk, bahan baku serta pasarnya adalah lokal, sehingga tidak terlalu terpengaruh dengan fluktuasi suku bunga dan depresiasi nilai tukar.

Saking setianya melayani segmen UMKM, portofolio Bank BRI ke segmen tersebut terus tumbuh dari 935,86 triliun rupiah pada kuartal III-2022 menjadi 1.038,86 triliun rupiah pada kuartal III-2023 atau tumbuh 11,01 persen. Porsi kredit UMKM Bank BRI pun mencapai 83,06 persen dari total portofolio.

Direktur Utama BBRI Sunarso dalam paparan kinerja tengah tahun Bank BRI, mengatakan pencapaian penyaluran kredit ke segmen UMKM pada kuartal II-2023 yang tembus 1.000 triliun rupiah sebagai rekor yang membanggakan.

"Ini angka UMKM pertama di BRI sudah pasti perdana di Indonesia dimana kredit UMKM tembus di atas 1.000 triliun rupiah," kata papar Sunarso.

Pengakuan atas keberpihakan Bank BRI membiayai UMKM itu juga datang dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka UMKM Expo Brilianpreneur 2023 Crafting Global Connection di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (7/12).

Presiden Jokowi mengatakan penyaluran kredit UMKM oleh bank BUMN paling besar di Bank BRI dengan pangsa 83 persen dari total penyaluran kreditnya.

"Memang UMKM ini yang pegang memang hampir semua dipegang BRI, bank yang lain nggak diberi peluang," kata Presiden.

Kendati pangsa kredit UMKM di Bank BRI sudah sangat dominan, namun secara nasional pembiayaan ke UMKM baru mencapai 21 persen dari total kredit perbankan. Jika dibanding dengan Tiongkok dan Jepang dengan pangsa 65 persen, dan India yang mencapai 50 persen, pangsa kredit ke UMKM di Indonesia masih tertinggal.

"Saya selalu mendorong agar pembiayaan ke UMKM harus dipermudah, agar bisa naik kelas," harap Presiden.

Penyalur KUR Terbesar

Kontribusi Bank BRI dalam mendukung program Pemerintah juga terlihat pada perannya menyalurkan Kredit Usaha Rakyat. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melaporkan hingga 30 November 2023, penyaluran KUR secara nasional sudah mencapai 229,95 triliun rupiah kepada 4,12 juta debitur atau 77,42 persen dari target tahun ini sebesar 297 triliun rupiah.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (6/12) memaparkan, penerima KUR tahun ini didominasi debitur yang baru pertama kali mengajukan aplikasi yaitu 70 persen dari total penerima KUR.

Debitur KUR yang naik kelas juga mencapai 53 persen dari total debitur KUR. Hal itu mengindikasikan penerima KUR khususnya pelaku UMKM semakin menyebar dan kapasitas usahanya makin meningkat.

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengatakan debitur baru penerima KUR dari Bank BRI lebih tinggi dari target yang dipatok Pemerintah. Hingga September 2023, tercatat debitur KUR baru telah mencapai 1,44 juta penerima atau 105,82 persen dari target 1,36 juta debitur.

Seiring dengan kebijakan graduasi atau UMKM naik kelas, maka pada periode Januari-September 2023, perseroan dengan kode perdagangan BBRI itu telah berhasil mendorong 2,3 juta debitur naik kelas. Sebanyak 351 ribu pelaku usaha naik kelas dari KUR Super Mikro ke KUR Mikro. Kemudian 1,9 juta debitur naik dari KUR Mikro ke KUR Kecil dan dari KUR Kecil ke Kredit Komersial mencapai 13 ribu debitur.

Alokasi penyaluran KUR dari Pemerintah ke Bank BRI sendiri pada tahun ini diturunkan targetnya dari semula 270 triliun rupiah menjadi 194,4 triliun rupiah. Penurunan itu, karena target KUR secara nasional direvisi Pemerintah dari semula 450 triliun rupiah menjadi 297 triliun rupiah. Artinya, Bank BRI diberi alokasi 65,45 persen dari Pemerintah.

Dari 194,4 triliun rupiah jelas Supari, hingga Oktober 2023, perseroan telah menyalurkan KUR sebesar 123,51 triliun rupiah kepada 2,7 juta debitur atau 63 persen.

Pengakuan Dunia

Pengakuan akan bisnis Bank BRI itu bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari dunia internasional. Dua mantan Direktur Utama Bank BRI yakni Rudjito dan Suprajarto tercatat pernah diundang sebagai pembicara dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS).

Perseroan juga menggemparkan dunia setelah tercatat sebagai satu-satunya bank di Indonesia yang mengoperasikan satelit sendiri yaitu BRISat yang memungkinkan bank memberi layanan dengan jangkauan hingga ke pelosok Tanah Air.

Bank BRI juga masuk dalam daftar Forbes Global 2.000 tahun 2023 dan menjadi perusahaan terbesar di Indonesia diantara 8 perusahaan asal Indonesia. BRI tercatat sebagai perusahaan publik di peringkat 307 dunia meningkat dibandingkan pencapaian tahun lalu di peringkat 349 dunia. Daftar Forbes 2.000 sendiri berisikan 2.000 perusahaan publik terbesar di dunia berdasarkan penjualan (sales), laba (profit), aset (assets), dan nilai pasar (market value).

Transformasi Bisnis

Berada pada posisi teratas dalam pangsa pasar pembiayaan UMKM dan menjadi bank dengan laba tertinggi pada dua dekade terakhir, tidak lantas membuat jajaran manajemen perseroan berpuas diri. Seiring dengan era digital banking, di bawah komando Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, perseroan pun melakukan transformasi bisnis.

Melalui transformasi bisnis itu, jajaran direksi menyiapkan strategi untuk tumbuh secara berkelanjutan. Strategi pertama menurut Sunarso adalah mendorong nasabah eksisting yang sudah mendapatkan program-program pemberdayaan dan pendampingan untuk naik kelas.

Kemudian, strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru dengan menyasar segmen ultra mikro. Dengan kekuatan jaringan, perseroan membentuk holding ultra mikro bersama Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian.

Adapun program yang membantu nasabah eksisting naik kelas adalah program Desa BRILian. Per September 2023, perseroan telah memiliki 2.843 desa binaan di seluruh Indonesia. Desa-desa tersebut mendapat berbagai pelatihan dari Bank BRI untuk meningkatkan kapabilitas perangkat desa, pengurus BUMDes dan pelaku UMKM di desa.

Kemudian ada program klasterku hidupku dengan memberdayakan 18.685 klaster usaha di seluruh Indonesia. Klaster-klaster tersebut setidaknya telah mendapatkan 1.411 pelatihan dan literasi serta 391 bantuan sarana prasarana produksi. Di samping itu, Bank BRI juga telah memiliki 54 Rumah BUMN, yang menaungi lebih dari 400 ribu pelaku UMKM dan telah melaksanakan lebih dari 11 ribu pelatihan.

Untuk holding ultra mikro (UMi) sebagai sumber pertumbuhan baru, setelah dua tahun terbentuk, posisi September 2023, holding UMi telah berhasil mengintegrasikan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam, atau tumbuh 17,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dengan outstanding kredit dan pembiayaan mencapai 614,9 triliun rupiah atau tumbuh 9,5 persen yoy.

Baca Juga :
Upgrade Skill UMKM

"BRI optimistis dapat menutup tahun 2023 dengan kinerja yang impresif, terutama karena tetap fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan, sehingga BRI semakin kuat dan hebat dalam memberi makna bagi Indonesia," kata Sunarso.

Transformasi terbukti membuat Bank BRI tangguh melalui pandemi Covid-19 dan kini kembali pada track (jalur) yang normal. Terbaru, kinerja positif Bank BRI pada kuartal III-2023 ditunjukkan dari asset konsolidasi yang tumbuh 9,93 persen yoy menjadi 1.851,97 triliun rupiah.

Seiring dengan aset, laba bersih perseroan sembilan bulan pertama tercatat sebesar 44,21 triliun rupiah atau tumbuh 12,47 persen yoy. Perolehan laba tersebut yang tertinggi di antara semua bank di Indonesia, bahkan semua perusahaan yang sudah menyampaikan kinerja keuangannya

Sunarso menjelaskan bahwa kontributor utama kinerja Bank BRI itu karena penyaluran kredit yang tumbuh double digit dan fee based income (pendapatan dari komisi/jasa) yang terus meningkat.

Dari sisi intermediasi pun penyaluran kreditnya tumbuh 12,53 persen yoy menjadi 1.250,72 triliun rupiah atau selaras dengan proyeksi dan target perseroan untuk menumbuhkan kredit 10-12 persen tahun ini.

Kinerja apik emiten perbankan yang go public sejak 10 November 2003 itu juga tecermin dari kapitalisasi pasar saham BBRI per 8 Desember 2023 yang mencapai 806,48 triliun rupiah dengan Price Earning Ratio (PER) 14,49.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Leonardo Lijuwardi baru-baru ini merekomendasikan buy saham BBRI dengan target 6.300 rupiah per saham karena ditopang sentimen positif.

"Kredit BBRI tumbuh, terutama Kupedes dan kontribusi segmen ultra-mikro sebagai high yield loan. Begitu juga cost of credit (CoC) dan cost of fund (CoF) yang bisa lebih ditekan," katanya dalam riset NH Korindo Sekuritas.

Bermakna Bagi Negara

Dengan berbagai pencapaian dan strategi untuk terus tumbuh berkelanjutan, Bank BRI harus diakui sudah banyak berkontribusi dan memberi makna kepada negara melalui keberpihakan dan pemberdayaan UMKM. Literasi dan inklusi keuangan tentu tidak terlepas dari peran besar Bank BRI melayani dan menjangkau rakyat hingga ke pelosok Tanah Air.

Dengan transformasi bisnis yang telah berjalan, segenap stake holders dan masyarakat Indonesia tetap berharap di usia yang ke-128 tahun ini, Bank BRI konsisten menjalankan misi "Memberikan Yang Terbaik" dengan mengutamakan pelayanan ke segmen UMKM untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

Jejak 128 tahun perseroan juga diharapkan semakin dekat untuk mewujudkan visi Bank BRI sebagai "The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion pada 2025 mendatang.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top