Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Kemarau

11 Kecamatan di Gunungkidul Terdampak Kekeringan

Foto : ISTIMEWA

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 32.607 keluarga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terdampak bencana kekeringan akibat musim kemarau. Terdapat 11 kecamatan di Gunungkidul yang terdampak bencana kekeringan.

"Meskipun musim kemarau baru memasuki periode awal, namun faktanya beberapa daerah mulai mengalami kekeringan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kepada Koran Jakarta, Selasa (26/6).

Secara rinci, Sutopo menjelaskan kecamatan yang mengalami kekeringan tersebut. Di Kecamatan Girisubo sebanyak 4.572 keluarga, Kecamatan Ngelipar 1.853 keluarga, Kecamatan Paliyan 6.014 keluarga, Kecamatan Panggang 1.232 keluarga, Kecamatan Purwosari 912 keluarga, Kecamatan Rongkop 3.820 keluarga.

Selanjutnya, Kecamatan Tanjungsari 3.100 keluarga, Kecamatan Tepus 8.232 keluarga, Kecamatan Ponjong 766 keluarga, Kecamatan Gedangsari 1.106 keluarga. "Kecamatan Ngawen masih dalam pendataan," kata Sutopo.

Menurut Sutopo, selain di Gunungkidul, kekeringan juga mulai melanda beberapa wilayah di Indonesia lainnya, seperti di Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Kemarau diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2018 sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah terkait penyediaan air bersih. "Masyarakat kekurangan air bersih sehingga mengharapkan bantuan pengadaan air bersih," kata dia.

Kerahkan Mobil Tangki

Seiring terjadinya bencana kekeringan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul telah mendistribusikan air bersih, dengan target 3.360 tangki air bersih. Distribusi per hari 24 tangki air bersih dan enam unit armada mobil tangki dengan kapasitas 5.000 liter lengkap dengan disel pompa air, pipa, dan selang. "Pendistribusian air bersih sudah dimulai tanggal 4 Juni sampai sekarang," kata Sutopo.

Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko mengimbau para petani segera fokus menanam palawija seiring telah bergantinya musim hujan ke kemarau yang berpotensi terjadi kekeringan. Petani diajak untuk menanam komoditas yang tidak banyak membutuhkan air, seperti palawija.

Penanaman palawija, menurut Sasongko, sudah saatnya dilakukan di wilayah Gunungkidul, sebab daerah itu memiliki persediaan air paling sedikit memasuki musim kemarau. Tanaman palawija yang disarankan untuk ditanam oleh petani, antara lain jagung, kedelai, serta kacang panjang. eko/YK/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top