Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelayanan Kesehatan

1.000 Warga Vietnam Terapi Cuci Otak di RSPAD

Foto : KORAN JAKARTA/ANGGIE ARIESTA

KERJASAMA KESEHATAN | Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Terawan Agus Putranto (kiri) dan Duta Besar Vietnam untuk Indonesia, Pham Vinh Quang (kanan) bertukar dokumen usai menandatangi kerja sama, di Jakarta, Senin (12/11). Kerja sama tersebut untuk meningkatkan medical tourism dan memberikan pelayanan kesehatan dengan metode Digital Substraction Angiography (DSA) kepada 1.000 warga Vietnam.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sebanyak 1.000 warga negara Vietnam akan melakukan terapi cuci otak melalui Digital Substraction Angiography (DSA) yang diterapkan oleh Kepala RSPAD Gatot Subroto, dr Terawan Agus Putranto. Biaya untuk DSA rata-rata 20-25 juta rupiah, di luar pemeriksaan penunjang kaitan dengan penyakit lain.

Pelaksanaan metode terapi cuci otak melalui DSA pada warga Vietnam tersebut disepakati dalam bentuk nota kesepahaman yang ditandatangani dr Terawan dan Duta Besar Vietnam untuk Indonesia, Pham Vinh Quan, di RSPAD Gatoto Subroto, Jakarta, Senin (12/11).

Terawan mengatakan kesepakatan tersebut dibuat sekaligus sebagai medical tourism bagi warga negara Vietnam yang berkunjung ke Indonesia untuk berobat.

Meski metode cuci otak melalui terapi DSA sempat jadi peredebatan beberapa waktu lalu, Terawan memastikan peralatan dan obat-obatan yang digunakan telah melalui uji klinis. "Kita mau lihat masalah atau peluang. Uji klinis pada obat-obatan, obat yang dipakai dan alat yang dipakai sudah diuji klinis," kata Terawan.

"Kontroversi itu telah usai. Bahkan, metode itu kini diminati oleh negara tetangga seperti Vietnam ini," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI) itu.

Ia menambahkan, pelayanan kepada 1.000 pasien Vietnam ini merupakan langkah awal. "Ini awal dari hal yang lebih besar akan datang. Dimulai dari 1.000, kemudian 2.000, dan 3.000. Semoga ini semua mendatangkan berkah dan berkat untuk bangsa dan negara kita," jelas Terawan.

Terawan menyebutkan, program medical tourism dengan terapi DSA bagi 1.000 warga negara Vietnam disebut akan berjalan selama kurang lebih enam bulan. Sebab, dalam satu hari yang bisa dilayani menggunakan terapi DSA maksimal sebanyak lima orang. RSPAD Gatot Subroto kini memiliki tiga ruangan untuk terapi DSA, biasanya melakukan 30 terapi secara keseluruhan dalam satu hari.

Terawan memastikan praktik terapi menggunakan metode DSA yang dilakukan juga sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan. "Sudah. Kalau tidak memberikan izin, pasti ada surat keputusan untuk tidak melakukan," kata dia.

Ia meyakini bahwa beroperasinya metode DSA ini di Indonesia bisa mendatangkan devisa buat negara kita, sehingga putaran ekonomi masyarakat bisa berjalan dengan baik.

Sangat Strategis

Duta Besar Vietnam, Pham Vinh Quan, mengatakan kerja sama ini bisa lebih meningkatkan medical tourism. Selain itu, para dokter bisa bekerja sama untuk meningkatkan dunia medis. "Kerja sama ini membawa hubungan kedua negara semakin baik. Ini merupakan kerja sama dan hubungan yang sangat strategis," ujar dia.

Baca Juga :
BANJIR DI SIDOARJO

Sementara itu, Komisaris PT Clinique Suisse, Hariyanto, berharap, RSPAD bisa menjadi rujukan rumah sakit lainnya. "Jelas ini untuk mengairahkan medical tourism dan merekatkan hubungan bilateral Vietnam dan Indonesia. Mudah-mudahan apa yang dicapai RSPAD dapat dijadikan tolak ukur," pungkasnya. ang/E-3

Komentar

Komentar
()

Top