Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 05 Feb 2018, 01:00 WIB

Tips Hadapi Orang Marah di Kantor

Foto:

Pertanyaan:

Bu Rossa, bagaimana cara menghadapi boss atau rekan kerja yang marah di kantor?

Robi, Jakarta

Jawaban:

Mendengarkan omelan atau umpatan orang lain memang bukan sesuatu yang menyenangkan. Apalagi jika omelan itu ditujukan pada kita. Kalau bisa ingin rasanya kita 'membungkam' mulut si pengomel, apapun caranya. Masalahnya, sesabar apapun anda, pasti hati dan telinga anda akan 'panas' mendengar omelan.

Jika kondisi tersebut anda alami di kantor, misalnya bos atau rekan kerja yang marah, tentu masalahnya akan semakin ruwet. Karena belum lagi memikirkan pekerjaan, anda sudah harus mendengarkan 'nyanyian' yang sama sekali tidak merdu. Tentu perasaan anda akan semakin 'terbakar' bukan?

Tapi sebaiknya tahan emosi anda, jangan sampai emosi anda meledak ketika menghadapi orang marah. Karena jika emosi dibalas dengan emosi juga, urusannya akan semakin kacau. Menurut psikolog di Amrik, Patricia Patton, cara menghadapi orang yang sedang 'panas' adalah dengan cara meningkatkan peran EQ (Emotional Quotient) atau kecakapan emosi anda. Berikut ini adalah langkah yang bisa anda tempuh dalam menghadapi kemarahan orang lain:

  • thinking

Daripada ikut-ikutan emosi, lebih baik anda tenangkan diri. Ingatlah bahwa masalah selalu ada di dunia kerja. Dan segala sesuatu pasti ada solusinya. Dimarahi bos atau mendengar omelan rekan kerja adalah resiko di tempat kerja.

  • Kontrol diri

Jangan tergesa-gesa menyalahkan orang yang sedang marah, apalagi sampai melakukan aksi balas marah. Dan jangan sekalipun mengeluarkan pernyataan yang dapat memperkeruh suasana. Ingat, kecakapan anda menahan emosi akan membantu pencapaian solusi daripada ikut-ikutan marah.

  • Hargai pihak lain

Sebesar apapun amarahnya, cobalah untuk menyimak dan mendengarkan isi omelannya, terlebih jika bos anda. Karena pasti amarahnya itu cukup beralasan.

  • Empati

Coba pahami penyebab kemarahannya. Apakah karena kesalahan anda atau dia sendiri yang sedang bermasalah. Umpatan yang dia lontarkan yang seharusnya tidak boleh dilakukan, anggaplah sebagai salah satu kelemahannya. Dengan demikian anda telah berempati padanya. Hal ini bisa mengurangi emosinya.

  • Fokuskan pada masalah, bukan pada pribadi

Jangan mencari-cari alasan pribadi dalam menghadapi kemarahan orang lain. Jika kemarahan adalah masalah kantor, anda tidak bisa merembet ke urusan di luar kantor, sehingga tidak akan terjadi aksi sentimen.

  • Obyektif

Pikirkan di mana letak persoalannya dan apa yang menjadi penyebab kemarahannya. Kemudian coba anda introspeksi, apa dan dimana kelemahan anda. Jika anda memang salah, anda harus bersedia mengakui kesalahan anda.

  • Jangan abaikan kritik

Jika memang anda berada di pihak yang salah, dengarkan pendapat pihak lain sekalipun itu kritik. Dengan demikian anda mampu mengembangkan diri sekaligus belajar mengatasi setiap permasalahan termasuk mengatasi stres dan menemukan solusi.

Penting anda ketahui, kecakapan anda menahan dan mengelola emosi membuat anda lebih rasional dalam menyelesaikan setiap masalah yang anda hadapi di dunia kerja. Dan tentu saja kepiawaian serta kecakapan anda mengasah emotional quotient akan membantu anda mencapai karir yang menjulang. Selamat bekerja…!

Penulis: Arip, CS Koran Jakarta, Dika, Dimas Prasetyo, Dio, Fathrun, Gembong, Hamdan Maulana, Hayyitita, HRD, Ichsan Audit, Ikn, Josephine, Kelly, Khoirunnisa, Koran Jakarta, Leni, Lukman, Mahaga, Monic, Nikko Fe, Opik, Rabiatul Adawiyah, Rizky, Rohmad, Sujar, Tedy, User_test_2, Wahyu Winoto, Wawan, Zaky

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.