Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Zat Aditif di Makanan Kemasan Membuat Tubuh Rentan terhadap Flu

Foto : ISTIMEWA

tert-butylhydroquinone

A   A   A   Pengaturan Font

Penelitian terbaru mengungkap bahwa zat aditif (tambahan) yang ada pada makanan kemasan dapat melemahkan respons sistem kekebalan tubuh terhadap serangan virus influenza. Seperti dilaporkan Quartz pada Selasa (9/4), secara umum penyakit flu dianggap masyarakat tidak terlalu berbahaya.

Namun, bila flu ini terjadi secara berkelanjutan, keadaan tersebut juga dapat menyebabkan kematian, khususnya pada orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Bahkan, di negara maju seperti Amerika Serikat (AS), penyakit flu telah menyebabkan 80.000 kematian dalam rentang tahun 2017-2018.

Sedangkan di seluruh dunia, hampir 650.000 orang meregang nyawa akibat infeksi virus influenza. Berdasarkan hal itu, para peneliti akhirnya berupaya mencari tahu hal apa yang meningkatkan risiko penularan influenza di masyarakat, dan apa yang menghambat kemanjuran vaksin influenza hingga kondisi tersebut masih menjadi penyakit langganan penduduk dunia.

Seorang peneliti doktoral dari Michigan State University di East Lansing bernama Robert Freeborn beserta timnya melakukan studi terkait hal tersebut. Mereka menemukan bahwa zat aditif yang ada pada makanan kemasan merupakan salah satu faktor yang menekan respons kekebalan tubuh dan melemahkannya dalam menangkal flu.

Zat aditif yang ditemukan adalah tert-butylhydroquinone (tBHQ), yang merupakan antioksidan sintetik untuk mencegah minyak dan lemak dalam makanan kemasan "hancur" akibat proses oksidasi. Adapun beberapa jenis makanan kemasan yang sering menggunakan zat aditif tersebut, yaitu mi instan, daging beku, kerupuk, dan makananmakanan lain yang digoreng.

Dalam penelitiannya, Freeborn dan timnya melakukan uji coba terhadap tikus dan mempresentasikan temuan mereka pada pertemuan tahunan American Society for Pharmacology and Experimental Therapeutics di Orlando, Florida pada 8 April 2019. Tikus-tikus itu diberi makanan yang sudah ditambahkan dengan zat tBHQ, setelah sebelumnya sudah disuntikkan virus influenza.

Hasilnya, sel T pada tikus terinfeksi influenza yang diberi makanan mengandung tBHQ terbilang lambat dalam melawan virus. Dengan kata lain, tikus yang terpapar zat tBHQ memiliki respons kekebalan tubuh yang lemah terhadap virus influenza. Bahkan, ketika tikus tersebut diberikan virus selain influenza, mereka tetap sakit dalam waktu yang lebih lama dan kehilangan lebih banyak berat badan.

Kendati demikian, temuan dari penelitian tersebut masih belum dapat dijadikan acuan. Hal ini karena tim peneliti hanya melakukan uji coba terhadap tikus, sehingga efeknya pada manusia masih menjadi tanda tanya besar.

ang/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top