Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Diplomasi Tiongkok

Xi Dorong Transaksi Energi dalam Yuan

Foto : AFP/SPA

Kunjungi Timteng I Presiden Tiongkok, Xi Jinping (tengah) berfoto bersama dengan para pemimpin negara-negara Teluk di Riyadh, Arab Saudi, pada Jumat (9/12). Pada kunjungan ini, Xi mendo­rong penyelesaian transaksi energi dengan menggunakan yuan.

A   A   A   Pengaturan Font

RIYADH - Pada pertemuan puncak dengan para pemimpin Arab, Jumat (9/12) pekan lalu, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mendorong penyelesaian transaksi perdagangan energi dengan mata uang yuan. Dorongan ini merupakan sebuah langkah yang dapat melemahkan dominasi global dollar Amerika Serikat (AS) dalam jangka panjang.

Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada KTT tersebut, Xi mengatakan akan terus mengimpor minyak dan gas dalam jumlah besar dari negara-negara Teluk dan melakukan penyelesaian transaksinya dalam mata uang yuan atau RMB. Sebagian besar perdagangan dunia sekarang ini transaksinya dalam mata uang dollar AS.

"Platform Shanghai Petroleum and Natural Gas Exchange akan digunakan sepenuhnya untuk penyelesaian transaksi RMB dalam perdagangan minyak dan gas," kata PresidenXi, menurut transkrip pidatonya yang diterbitkan oleh media pemerintah,ChinaDaily, tanpa menyebutkan kapan transaksi itu akan berlaku.

Dikutip dariBusiness Insider, tidak jelas apakah ada negara Teluk yang menerima proposal tersebut. Namun pengekspor minyak utama dunia, Arab Saudi, dilaporkan telah melakukan pembicaraan untuk menggunakan yuan untuk menyelesaikan transaksi penjualan energinya ke konsumen Tiongkok.

Memacu "De-dollarisasi"

Menurut Direktur Institute for the Analysis of Global Security, Gal Luft, langkah seperti itu akan merusak peran dollar AS sebagai mata uang cadangan dunia dan akan memacu "de-dollarisasi".

"Orang Saudi memiliki banyak hal untuk dibeli dari Tiongkok dan Tiongkok memiliki banyak hal untuk dibeli dari Arab Saudi. Mengapa mereka harus bertransaksi dalam mata uang pihak ketiga dan menanggung semua biaya nilai tukar ini?" ujar Gal Luft kepadaCNBC, seraya menambahkan bahwa Beijing sudah menggunakan mata uang yuan untuk membeli energi dari Russia.

Tiongkok memang memiliki ambisi untuk menjadikan yuan sebagai mata uang cadangan paling dominan di dunia, tetapi jalannya masih panjang, terutama karena Beijing masih mengelola nilainya dengan ketat serta mata uang itu juga tidak sepenuhnya dapat dikonversi ke mata uang lain di pasar global saat ini. SB/businessinsider/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top