Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Tarif - Perundingan Baru AS-Tiongkok Digelar Rabu di Washington

WTO Selidiki Dugaan Pelanggaran Amerika

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sedang menyelidiki dugaan pelanggaran kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) senilai 250 miliar dolar AS, yang dikenakan pada barang-barang dari Tiongkok.

"Mereka tidak konsisten dengan aturan WTO," kata Ketua Badan Banding WTO, James Bacchus, di Jenewa, Senin (28/1).

Penyelidikan difokuskan untuk memastikan apakah kebijakan tarif Presiden Donald Trump itu melanggar ketentuan WTO. Investigasi tersebut akan dimulai bersamaan dengan persiapan putaran baru perundingan dagang antara kedua negara, yang akan dimulai pada 30 Januari nanti.

Rencana WTO ini sangat signifikan karena berkaitan dengan masalah hukum internasional dalam perang dagang AS dengan Tiongkok. WTO ingin mengetahui apakah AS boleh memberlakukan pembatasan perdagangan dengan Tiongkok sebagai reaksi atas dugaan pelanggaran Tiongkok, tanpa lebih dahulu menyelesaikannya lewat pengadilan sengketa di WTO.

"Saya yakin kebijakan tarif ini tidak sejalan dengan aturan WTO, tapi itu akan diputuskan oleh penerus saya di badan banding WTO," ujar James yang berasal dari Partai Demokrat AS itu.

WTO telah menghadapi ancaman terselubung dengan penundaan AS dalam proses pemilihan hakim banding sengketa dagang yang baru. Tanpa hakim yang baru, WTO akan kesulitan mengambil keputusan kasus itu akhir tahun ini. Penyelidikan WTO ini akan menempatkan AS sebagai lawan organisasi itu, karena Gedung Putih akan menganggap WTO telah melampaui kewenangannya.

Penyelidikan ini dijalankan atas permintaan Tiongkok yang kedua kalinya, setelah permohonan pertama bulan lalu diveto oleh AS. Diperkirakan penyelidikan ini akan dimulai Senin pekan depan. Aturan WTO melarang anggota badan itu menghalangi penyelidikan sengketa dari permohonan yang kedua kali.

Tapi, Tiongkok tidak terlalu berharap proses WTO itu akan menghasilkan resolusi dalam waktu dekat, apalagi sistem penyelesaian sengketa di WTO selalu memakan waktu yang cukup panjang. Sejauh ini, sebanyak 23 pengaduan telah diajukan terhadap pemerintah AS, termasuk penyelidikan Uni Eropa mengenai tarif impor yang dikenakan terhadap produk aluminium dan baja.

"Ketegangan dagang ini bukan hanya ancaman bagi sistem, tapi juga menjadi ancaman bagi seluruh komunitas internasional. Risikonya sangat nyata dan akan ada dampak ekonomi," kata Direktur Jenderal WTO, Roberto Azevedo, pekan lalu.

Berunding Kembali

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan mengadakan putaran pembicaraan penting minggu ini dalam upaya mengakhiri perang dagang mereka.

Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, memberi batas waktu kepada utusan mereka masing-masing waktu sampai 1 Maret untuk menyelesaikan kesepakatan tentang "perubahan struktural" pada model ekonomi Tiongkok. Jika mereka gagal, Trump telah berjanji menaikkan tarif terhadap impor dari Tiongkok senilai 200 miliar dollar AS menjadi 25 persen dari 10 persen.

Wakil Perdana Menteri Liu He akan bertemu dengan Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, di Washington selama dua hari mulai Rabu (30/1). Mereka akan membangun diskusi yang berfokus pada segala hal, mulai dari berapa banyak kedelai Amerika yang dibeli Tiongkok hingga subsidi yang diberikan Beijing kepada perusahaan-perusahaan milik negara.SCMP/SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top