Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemberontakan Tentara Bayaran I Pemimpin Wagner Dituduh Telah Berkhianat

WNI di Russia Diimbau Batasi Perjalanan

Foto : ISTIMEWA

PERNYATAAN KBRI - Untuk WNI di wilayah Rostov dan Voronezh agar mematuhi arahan pemerintah setempat untuk tidak keluar rumah/asrama/tempat tinggal apabila tidak ada keadaan mendesak.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kedutaan Besar RI di Moskwa, pada Sabtu (24/6), mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Russia untuk membatasi perjalanan ke luar kota di tengah situasi keamanan akibat pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner.

Pemerintah Russia memutuskan untuk memberlakukan kebijakan kontra-terorisme setelah kelompok Wagner dianggap berkhianat dan menghasut pemberontakan bersenjata.

Seperti dikutip dari Antara, dalam pernyataan yang dirilis melalui media sosial pada Minggu (25/6), KBRI mengimbau WNI untuk tetap tenang dan tidak melakukan perjalanan ke beberapa wilayah, seperti Rostov dan Voronezh, hingga situasi menjadi kondusif.

"Untuk WNI di wilayah Rostov dan Voronezh agar mematuhi arahan pemerintah setempat untuk tidak keluar rumah/asrama/tempat tinggal apabila tidak ada keadaan mendesak," menurut pernyataan tersebut.

KBRI juga meminta WNI untuk selalu membawa dokumen identitas atau paspor saat bepergian dan beraktivitas sehari-hari karena ada peningkatan penjagaan keamanan di tempat-tempat umum, seperti transportasi umum, stasiun kereta api, dan bandara.

Sebelumnya, Presiden Russia, Vladimir Putin, menuduh pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, melakukan pengkhianatan setelah pasukan paramiliter Wagner melintasi perbatasan Ukraina-Russia dan memasuki Kota Rostov-on-Don, menurut laporan Anadolu.

Di lain pihak, Prigozhin menuding pasukan Russia telah menyerang kelompok tentara bayaran tersebut.

Prigozhin, dalam beberapa bulan terakhir, berulang kali menuding Kementerian Pertahanan Russia dan Menteri Pertahanan Sergey Shoygu tidak memasok senjata yang cukup kepada kelompok paramiliter itu. Wagner selama ini ikut bertempur bersama pasukan Russia di Ukraina.

Balasan Kejahatan

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Sabtu, mengatakan bahwa Russia mendapat balasan dari kejahatan yang mereka lakukan di Ukraina. Dia mengatakan hal itu untuk menanggapi perselisihan antara pemerintah Russia dan kelompok paramiliter Wagner baru-baru ini.

"Siapa pun yang memilih jalan kejahatan dapat menghancurkan dirinya sendiri. Mengirim pasukan untuk menghancurkan kehidupan negara lain, dan tidak dapat menghentikan mereka yang melarikan diri dan berkhianat ketika kehidupan melawan," kata dia dalam pernyataan di Telegram.

Zelenskyy menuding Presiden Russia, Vladimir Putin, telah "merendahkan orang-orang" dan melempar ratusan ribu dari mereka ke kancah perang di Ukraina. "Pada akhirnya (Putin) membarikade dirinya sendiri di wilayah Moskwa dari orang-orang yang dia persenjatai sendiri," katanya.

Zelenskyy juga menyebut Russia telah memainkan propaganda untuk "menutupi kelemahan dan kebodohan pemerintahnya". Namun, Moskwa saat ini sudah tidak dapat menyembunyikan kebohongan atas kekacauan meluas yang saat ini terjadi.

"Semakin lama, Russia mempertahankan pasukan dan tentara bayarannya di tanah kami, semakin banyak kekacauan, rasa sakit, dan masalah yang akan dialaminya sendiri nanti," tambah Zelenskyy.

"Pembatasan lalu lintas jalan yang diberlakukan menyusul pemberontakan bersenjata kelompok paramiliter Wagner terhadap Moskwa telah dicabut," kata Badan Transportasi Jalan Federal Russia (Rosavtodor) kepada media, Minggu.

"Pembatasan telah dicabut," demikian diumumkan Rosavtodor, seperti dikutip kantor berita Russia, TASS.

Pemerintah Russia sebelumnya memberlakukan pembatasan lalu lintas jalan setelah pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengumumkan akan mengerahkan pasukannya ke Moskwa.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top