Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Suksesi Politik

Win Myint Ditunjuk Jadi Presiden Myanmar

Foto : AFP/Thet AUNG

Wim Myint

A   A   A   Pengaturan Font

NAYPYIDAW - Parlemen Myanmar pada Rabu (28/3) menunjuk sekutu setia Aung San Suu Kyi yaitu Win Myint, sebagai presiden. Terpilihnya Myint, 66 tahun, sudah diduga sebelumnya sejak mantan Presiden Htin Kyaw secara mendadak mengundurkan diri pekan lalu karena alasan kesehatan.

"Saya berjanji untuk sebaik-baiknya menjalankan tugas saya bagi rakyat," kata Myint saat meninggalkan gedung parlemen usai dilakukan pemungutan suara.

Berdasarkan konstitusi yang dirancang militer, Aung San Suu Kyi dilarang menduduki jabatan presiden karena alasan menikahi seorang asing dan memiliki dua anak yang berkewarganegaraan Inggris. Saat ini Suu Kyi menjabat sebagai penasihat negara dan pemimpin de facto Myanmar setelah partai penyokongnya, Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD) menang telah pada pemilu 2015 lalu.

Sayangnya jabatannya yang diemban Suu Kyi tak diatur dalam konstitusi yang resmi sehingga ia perlu berkompromi dengan rekan politiknya untuk menjadi presiden agar mereka tetap bisa berkuasa bersama.

Sebelum menjabat sebagai Presiden Myanmar, Myint menjabat sebagai ketua majelis rendah di parlemen. Myint mendapat dukungan hampir dua per tiga suara di parlemen untuk menduduki kursi kepresidenan. Myint mengalahkan dua pesaingnya yaitu kandidat presiden yang didukung militer, Myint Swe dan Henry Van Thio.

Myint adalah orang dekat Suu Kyi sejak keduanya bergabung dengan pergerakan demokrasi 1988 yang ditumpas oleh junta yang telah berkuasa di Myanmar selama lima dekade. Myint juga merupakan salah satu tahanan politik di era rezim militer.

Jujur dan Tegas

Menurut seorang pengacara di Mahkamah Agung, Khin Maung Zaw, Win Myint adalah orang yang tepat untuk menduduki posisi sebagai Presiden Myanmar. "Ia adalah seorang yang jujur dan pekerja keras. Terkadang ia bisa amat tegas," kata Zaw.

Saat menjabat sebagai ketua majelis rendah di parlemen, Myint amat mematuhi protokoler dan dikenal amat kritis terhadap anggota parlemen yang tak menggenakan pakaian yang seharusnya dipakai. "Semasa kepemimpinannya ia dikenal amat ketat mengatur anggota parlemen," komentar Direktur lembaga kajian politik Myanmar di Tampadipa Institute, Khin Zaw Win.

Sementara sejumlah aktivis menyatakan amat frustasi terhadap Myint karena ia enggan untuk menghapuskan undang-undang kontroversial soal penistaan lewat media daring yang telah mengakibatkan sejumlah oarang dituntut karena menulis kritik lewat Facebook terhadap pemerintah dan militer Myanmar.

Sejumlah pengamat memperkirakan terpilihnya Myint sebagai presiden tak akan mengubah performa perpolitikan Myanmar apalagi Suu Kyi dikenal amat pelit untuk mendelegasikan tugas. "Terpilihnya Myint tak akan memberikan dampak bagi demokratisasi Myanmar," kata analis independen, Yan Myo Thein. Sementara analis politik bernama Yan Kyaw mengatakan sosok Myint sebagai politisi akan mencuat namun begitu ia dipastikan tak akan melakukan apapun untuk menentang Aung San Suu Kyi.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top