Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyebaran Virus

WHO Sebutkan Data Awal Menunjukkan Omicron Lebih Ringan dari Delta

Foto : LUDOVIC MARIN/AFP

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan data awal menunjukkan varian virus korona, Omicron, mungkin lebih mudah menginfeksi ulang orang yang sudah memiliki virus atau telah divaksinasi daripada varian sebelumnya, tetapi juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih ringan.

"Data yang muncul dari Afrika Selatan menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada hari Rabu (8/12), seraya menambahkan beberapa bukti bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta.

Kendati demikian, dia menekankan lebih banyak data diperlukan sebelum menarik kesimpulan tegas, dan mendesak negara di mana pun untuk meningkatkan pengawasan mereka membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perilaku Omicron.

Seperti dikutip dari Al Jazeera, penilaian yang penuh harapan itu muncul di tengah kekhawatiran global tumbuh atas varian yang sangat bermutasi, yang telah memaksa puluhan negara untuk menerapkan kembali pembatasan pergerakan dan meningkatkan kemungkinan kembalinya penguncian yang menghambat perekonomian.

Bahkan, jika ternyata Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, Tedros memperingatkan agar tidak mengendurkan kewaspadaan terhadap virus tersebut. "Kepuasan apa pun sekarang akan menelan korban jiwa," kata Tedros memperingatkan.

Lebih Efisien

Sementara itu, Direktur kedaruratan WHO, Michael Ryan, setuju dengan pendapat tersebut. Menurut dia, sejauh ini data menunjukkan varian tersebut melakukan transmisi secara efisien. "Mungkin lebih efisien mentransmisikan bahkan daripada varian Delta," kata Ryan.

"Itu tidak berarti bahwa virus itu tidak bisa dihentikan," katanya.

"Tapi, itu berarti virus lebih efisien dalam menularkan antarmanusia. Oleh karena itu, kita harus menggandakan upaya kita untuk memutus rantai penularan itu untuk melindungi diri kita sendiri demi melindungi orang lain," terangnya.

Sejumlah peneliti dari Eropa dan Jepang menyatakan bahwa virus korona varian Omicron memiliki kecenderungan untuk memberikan gejala ringan, atau bahkan tanpa gejala sama sekali. Meskipun begitu, daya menularnya bisa lebih kuat daripada varian lain seperti Delta.

Risiko orang mengalami gejala parah setelah terinfeksi varian Omicron tidak diketahui, tetapi beberapa data menunjukkan bahwa pasien cenderung memiliki gejala ringan.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Uni Eropa, semua kasus terkait Omicron menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala, dan belum ada laporan kematian.

Seperti dikutip dari Japan Times, Kepala Institut Nasional Penyakit Menular (NIID), Takaji Wakita, memperingatkan agar dunia tidak tergesa-gesa menyimpulkan bahwa gejala varian Omicron ada di level yang parah.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top