Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

WHO Beri Sinyal Akhir Pandemi di Depan Mata, Satgas IDI Beberkan Situasi Covid-19 RI

Foto : Antara

Ilustrasi Vaksinasi Covid-19

A   A   A   Pengaturan Font

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan membeberkan situasi Covid-19 di Tanah Air. Meski cukup terkendali, masyarakat diminta untuk tidak euforia dengan situasi Covid-19 saat ini.

"Alhamdulillah, meskipun sekarang ada varian baru Omicron tetapi tidak sampai puncak, hanya riak-riak saja. Pasien di RS dan kematian juga menurun, ini memang arah endemi tapi jangan terlalu euforia, tetap hati-hati," katanya dalam acara 'Pentingnya Vaksinasi Vooster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit Covid-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian' di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (16/9).

Erlina mengingatkan, pandemi Covid-19 yang masih terjadi saat ini tidak terduga, situasinya masih sangat dinamis.

"Dulu kita merasa segera endemi, bahkan kasus harian di bawah 300 orang. Tiba-tiba muncul Omicron, puncaknya melebihi Delta yang sekitar 54.000 kasus, Omicron sekitar 60.000 kasus," ucapnya.

Dokter spesialis pulmonologi dan pengobatan pernapasan (paru-paru) itu mengharapkan, kebiasaan baik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan, memakai masker harus tetap dilaksanakan. Di samping itu, cakupan vaksinasi penguat juga harus ditingkatkan.

"Untuk vaksinasi primer Indonesia bagus, vaksin pertama 86 persen, kedua 72 persen, namun yang menjadi masalah adalah capaian untuk vaksinasi booster atau suntikan ketiga masih rendah sekitar 26 persen," ujar Erlina.

Padahal, kata dia, vaksinasi penguat dapat melindungi diri dari infeksi berat sehingga tidak sampai dirawat di rumah sakit.

"Makanya kita sebut booster penting, namun cakupannya masih rendah, saya tak tahu persis kenapa booster tidak secepat dosis pertama dan kedua. Bisa jadi masalah distribusi, sentra vaksinasi yang sudah mulai berkurang," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Komnas KIPI, Hinky Hindra Irawan Satari mengimbau agar masyarakat tetap memakai masker karena Covid-19 masih ada. Ia mengatakan, masker dapat membantu mengurangi risiko penularan atau transmisi infeksi Covid-19.

"Virus masuknya dari lubang hidung bukan dari yang lain. Jadi yang harus kita lindungi itu lubang hidung. Jadi, bagaimana yang bawa virus tidak menularkan kepada kita? Tutup hidung kita dengan memakai masker," kata Hinky.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jumlah kasus baru Covid-19 berkurang drastis. WHO juga mendesak dunia mengambil kesempatan ini untuk mengakhiri pandemi.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kasus-kasus baru penyakit yang telah membunuh jutaan orang sejak pertama kali terdeteksi pada akhir 2019 itu pekan lalu jatuh ke tingkat terendahnya sejak Maret 2020.

"Kita belum pernah berada pada posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi," ujarnya kepada wartawan. "Kita belum sampai, tapi akhir (pandemi) sudah di depan mata," kata Tedros.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top