Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dehidrasi

Waspadai Setiap Perubahan Warna Urin

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut riset yang dilakukan pada 2017 oleh Mintel, mayoritas masyarakat urban di Indonesia mulai mengarah ke pola makan yang lebih sehat dan berolahraga. 75 persen diantaranya mengaku memiliki tujuan untuk melakukan diet sehat dan 58 persen sudah berencana berolahraga.

Minuman merupakan salah satu hal yang kita konsumsi setiap harinya. Kebutuhan air sehari-hari manusia berkisar pada 2,1 hingga 2,7 liter. Angka tersebut dibutuhkan agar seseorang tidak mengalami dehidrasi.

"Jika kekurangan jadinya haus, jika dehidrasi semakin parah nantinya akan semakin berat kerja ginjal kita," kata Dr. Rimbawan, Ahli Gizi dari Institut Pertanian Bogor saat ditemui di acara Hydration Talk.

Dehidrasi dapat berdampak pada fisik yang lelah, mudah kram dan ingatan jangka pendek yang berkurang. Selain itu, untuk dapat melihat kecukupan air yang dikonsumsi pun bisa dengan warna urin. Semakin gelap warna urin seseorang, maka semakin banyak ia membutuhkan air. Sebaliknya, jika urinnya berwarna terang, maka air yang ia konsumsi sudah cukup dan bagus untuk dipertahankan.

Jika kebutuhan air terpenuhi setiap harinya bisa berdampak pada tubuh secara langsung. Contohnya, dapat melembabkan tubuh dan kulit sehingga terlihat menjadi awet muda dan segar. Namun perlu diketahui, konsumsi air tidak berarti harus meminum air langsung dalam bentuk cairan.

Dr. Rimbawan mengatakan yang dimaksud mengonsumsi air dapat pula diartikan sebagai mengonsumsi cairan yang terdapat pada makanan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung air. "Jadi bisa dari sayur atau buah, atau uap yang dari bakso atau sup, yang penting itu cairan," katanya.

Tubuh Membutuhkan Ion

Kehilangan cairan tidak hanya terjadi karena berkeringat saja, tetapi juga bisa terjadi karena penguapan misalnya berada di daerah yang panas atau lingkungan yang dingin. Menurut Dr. Haekal Anshari, M. Biomed, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa proses kehilangan cairan lewat penguapan itu.

"Pada penguapan itu biasanya tidak disadari, terlebih tidak membuat kita haus. Padahal saat kita berada di daerah dingin misalnya, tubuh kita berkeringat tetapi cepat menguapnya sehingga tidak terasa," katanya.

Hal itu dapat membuat kulit menjadi kering sehingga diperlukan asupan cairan tambahan agar tubuh tidak dehidrasi. Terlebih, saat tubuh kehilangan cairan, tubuh juga kehilangan ion.

Ion-ion tersebut, seperti natrium, kalsium, klorida dan magnesium, sangat dibutuhkan tubuh untuk regenerasi. Terkadang, cairan dalam tubuh kerap mengalami perubahan karena beragamya aktivitas. Sayangnya, produksinya sangat sedikit sehingga diperlukan asupan tambahan dari luar tubuh untuk memenuhi kebutuhan ion tersebut.

"Penambahan ion pada minuman dapat meningkatkan palatabilitas, atau kondisi di mana orang bisa meningkatkan asupan cairan yang optimal dan membantu menjaga cairan tubuh," kata dr. Haekal.

Penambahan ion ini kemudian akan meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga dapat memperkuat sistem imun dan kinerja saraf dan otak.

Untuk menambah ion tersebut dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan seperti buah-buahan dan sayuran, tetapi masalahnya, untuk dapat terpenuhi kebutuhan ion tersebut, berapa jumlah yang diperlukan. Karena, sayuran dan buah-buahan tidak memiliki takaran yang pasti mengenai kandungan ion yang dimilikinya.

"Untuk mendapatkan komposisi yang pas seperti tubuh harus makan berapa banyak kan kita tidak tahu takarannya," tutur dr. Haekal.

Untuk itu, PT Amerta Indah Otsuka pun meluncurkan produk Ion Water, minuman ion rendah kalori sebagai solusi untuk orang yang ingin memerlukan kebutuhan ion tambahan di tubuh. Berbeda dengan minuman isotonik, ion water memiliki penyerapan yang lebih lama ketimbang isotonik sehingga cocok dikonsumsi untuk orang yang melakukan aktivitas tidak berat.gma/R-1

Yoga Mudah di Kantor

Untuk pekerja kantoran yang bekerja seharian duduk di depan layar komputer, hal tersebut dapat membuat tubuh pegal-pegal. Tidak hanya itu saja, bentuk tulang belakang pun dapat berubah posisinya, terlebih jika duduk dengan sedikit membungkuk. Belum lagi, padatnya jadwal bekerja membuat orang jarang melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga.

Namun, berolahraga juga dapat dilakukan di kantor dan tidak perlu memerlukan waktu banyak, terutama yang terlalu banyak duduk. Salah satunya adalah olahraga yoga. Umumnya, yoga dilakukan sekitar 30 menit, tetapi ketika di tempat bekerja dapat dikerjakan hanya dalam waktu 10 menit.

"Dalam yoga diawali dengan fokus, sekaligus bisa mengenal tubuh dan menarik perhatian semuanya ke tubuh," kata Hasan Akhmadi, instruktur yoga.

Hasan menambahkan pikiran harus terkoneksi dengan anggota tubuh. Itu dilakukan dengan cara memejamkan mata dan menarik nafas dan mengeluarkannya melalui hidung dan mulut secara bergantian. Dengan tujuan pada gerakan yoga ini tubuh dapat beristirahat sejenak dan merasa rileks sebelum akhirnya kembali mengerjakan pekerjaannya. Selain itu, dengan fokus terhadap diri sendiri sejenak, seseorang dapat menjadi lebih konsentrasi dan fokus pada pekerjaannya nanti.

Selanjutnya bisa melakukan pemanasan dengan cara mengangkat tangan ke atas, ke samping, dan mengarahkannya ke arah depan dan merenggangkannya sambil membungkukkan tubuh. Dari yoga ini, tubuh bisa lebih rileks terutama untuk badan yang kaku, misalnya terkena macet saat berangkat ke kantor, serta yang telah duduk berjam-jam di kursi kantornya. "Kalau kebanyakan duduk kan, terjebak peredaran darahnya di posisi itu-itu saja," ujar Hasan.

Tak hanya itu saja, kalau duduk terus menerus apalagi dengan posisi yang sedikit membungkuk, postur tubuh seseorang dapat berubah karenanya. Dan mengubah postur tubuh seseorang merupakan hal yang sulit. Maka dari itu, dengan melakukan gerakan ini dapat mencegah perubahan postur tubuh yang menjadi bungkuk tersebut karena terlalu banyak duduk di depan komputer dan menumpukan tubuh pada salah satu bagian tubuh.

Pada kaki bisa dengan melipat salah satu kaki dan meletakannya di atas lutut sambil menekan sedikit lutut kaki yang dilipat, agar otot dan sendi di sekitarnya dapat bergerak sehingga peredaran darah mengalir lebih lancar.

Hasan menganjurkan setidaknya melakukan gerakan yoga ini dua kali sehari atau ketika tubuh merasa lelah atau pegal. Misalnya pada bagian mata, kondisikan setiap dua jam sekali mengalihkan pandangannya ke sekitar agar terhindar dari mata minus atau agar tidak bertambah minus pada matanya.

Sebagai tambahan, biasanya orang yang melakukan olahraga yoga cenderung lebih santai dalam menghadapi situasi yang tidak mengenakan. "Karena emosi mereka umumnya diluapkan pada saat latihan, seperti mereka melakukan handstand itu berat sekali. Jadi, emosinya terluapkan pada itu sehingga setelahnya nanti ia menjadi jauh lebih rileks," tutup Hasan. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top