Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fluktuasi Harga - Inflasi pada April 2018 Turun Jadi 0,1% secara Bulanan dari Maret sebesar 0,2%

Waspadai Potensi Inflasi Pangan

Foto : ANTARA/Saiful Bahri

Aktivitas jual beli di Pasar sapi, Kepo, Pamekasan, Jawa Timur. Data Kementerian Pertanian menyebutkan total produksi daging sapi nasional sepanjang 2018 diperkirakan mencapai sekitar 403.668 ton dengan total kebutuhan mencapai 663.290 ton, sehingga pemenuhan kebutuhan daging sapi masyarakat baru 60,9 persen yang mampu dipenuhi dari peternak sapi lokal.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan inflasi pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini lebih terkendali dibandingkan periode sebelumnya. Pasalnya, tahun ini puasa dan Lebaran terjadi pada pertengahan bulan yakni pada pertengahan Mei dan Juni sehingga mendorong lonjakan harga tidak terjadi pada satu bulan saja, melainkan terbagi ke dua bulan.

Meski demikian, BPS tetap meminta agar pemerintah mewaspadai gejolak harga menjelang puasa dan Lebaran. Perkiraan BPS tersebut bukan bermaksud untuk membuat pemerintah lengah. Pemerintah tetap perlu mengendalikan harga kelompok-kelompok harga yang konsumsinya paling banyak saat puasa dan Lebaran.

Hal itu seperti daging ayam dan sapi serta telur ayam. "Pemerintah harus tetap waspada, karena lonjakan harga tetap akan berpengaruh ke besaran inflasi," ungkap Deputi Bidang Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti, di Jakarta, Rabu (2/5). "Kami berharap potensi inflasi pada puasa dan Lebaran tidak berkontribusi besar bagi inflasi tahunan," imbuhnya.

Seperti diketahui, inflasi pada April 2018 sebesar 0,10 persen, lebih rendah dibandikan capaian bulan sebelumnya sebesar 0,2 persen. Kelompok sandang mencatatkan inflasi sebesar 0,29 persen dengan andil 0,02 persen. Inflasi tahun kelender 1,09 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,41 persen.

Inflasi ini masih terkendali mengingat target inflasi dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar 3,5 persen. Senada dengan BPS, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, optimistis inflasi puasa dan Lebaran tahun ini bisa terkendali. Pemerintah terangnya akan mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menghindari gejolak harga dengan cara terus menekan harga komoditas yang kerap menyumbang inflasi termasuk cabai dan juga beras dan daging.

Darmin memperkirakan kendatipun bulan Ramadan dimulai tetapi inflasi Mei tetap saja terjaga, seperti halnya pada April. Hal itu bakal terjadi kendatipun kurs dollar AS terhadap rupiah menguat.

Gandeng Ulama

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat (Jabar) menggandeng ulama berperan aktif dalam mendukung pengendalian inflasi selama Ramadan. Sebab, ulama berperan penting memberikan ketenangan kepada masyarakat agar tidak berlebihan dalam membeli kebutuhan selama Ramadan hingga Lebaran.

"Ini kegiatan Forum Silaturahmi Ulama Se-Jabar sekaligus menyampaikan tentang peningkatan peran ulama dalam mendukung pengendalian inflasi," jelas Kepala Perwakilan BI Jabar, Doni Joewono, di Bandung, Jabar, kemarin.

Ketua MUI Jabar, Rachmat Syafe'I, menyampaikan ulama sepakat membantu upaya TPID (tim pengendali inflasi daerah) Jabar mengendalikan inflasi melalui berbagai media dakwah yaitu ceramah, khutbah, pengajian, maupun media dakwah lainnya.

ers/tgh/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top