Waspadai Normalisasi The Fed
SEMINAR G20 | Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) berbincang dengan peserta saat seminar Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 atau Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (19/2). Seminar tersebut bertemakan ‘Recover Together: Synergy on Safeguarding The Momentum’.
Rencana normalisasi kebijakan moneter tersebut perlu dikalibrasi, direncanakan, dan dikomunikasikan dengan baik agar pasar dapat menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi risiko bawaannya. Perry menegaskan hal itu penting agar dampak dari rencana normalisasi kebijakan dapat diperhitungkan oleh pasar dan negara berkembang ke dalam pembuatan kebijakan moneter masing-masing negara.
Selain itu, dari sisi negara berkembang, Perry menuturkan perlu memperkuat ketangguhan fiskalnya untuk menahan dampak limpahan global dari rencana normalisasi negara-negara maju. Dia menyebutkan terdapat tiga aktor yang harus saling bersinergi dalam menormalisasi kebijakan yakni negara maju, negara berkembang serta organisasi internasional, khususnya Dana Moneter Internasional (IMF).
Sikap "Hawkish"
Sebelumnya, sejumlah pejabat The Fed menghendaki langkah agresif alias hawkish dari bank sentral di tengah ancaman inflasi tinggi di AS. Belum lama ini, Presiden Cleveland Federal Reserve Bank, Loretta Mester menghendaki The Fed segera menghentikan injeksi likuiditas ke perekonomian alias tapering off dan mempercepat kenaikan bunga acuan.
Senada dengan Mester, Presiden St Louis Federal Reserve Bank, Jim Bullard menyerukan The Fed untuk menaikkan suku dengan persentase poin penuh pada Juli mendatang.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya