Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ancaman Disintegrasi Bangsa

Waspadai Metamorfosis Penyebaran Ekstremisme dan Radikalisme

Foto : ISTIMEWA

Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan ancaman radikalisme dan ekstremisme setiap saat muncul dengan model baru sehingga menciptakan kerawanan dan gangguan stabilitas nasional.

Pola-pola baru dari ancaman radikalisme itu umumnya mengusung isu-isu yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Ke depan, kita masih dihadapkan pada ancaman ekstremisme dan radikal terorisme yang selalu bermetamorfosis dalam banyak pola," kata Wapres saat menjadi pembicara utama pada peluncuran Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme 2020-2024, di Jakarta, Rabu (16/6).

Menurut Ma'ruf, ancaman radikalisme dan ekstremisme yang dihadapi Indonesia saat ini terlihat pada munculnya aksi kekerasan, bahkan tindakan yang menimbulkan intoleransi antarwarga.

"Hal ini secara nyata merupakan gangguan keamanan dalam kehidupan masyarakat, serta dapat mengancam ideologi, juga sistem kehidupan berbangsa dan bernegara," kata wakil presiden.

Melihat potensi ancama tersebut, Wapres meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk terus meningkatkan kinerjanya dalam menangkal aksi radikalisme dan ekstremisme.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga mengapresiasi penurunan potensi radikalisme secara signifikan berdasarkan survei BNPT. Menurut survei, indeks potensi radikalisme pada 2020 mencapai 14,0 atau menurun dibandingkan pada 2019 yang mencapai 38,4.

"Capaian ini tentu saja menggembirakan bagi kita semua. Untuk itu saya sampaikan apresiasi kepada semua pihak terkait, yang telah melakukan kerja keras mendukung kebijakan deradikalisasi dan kontraradikalisme sehingga mengalami kemajuan yang signifikan," kata Ma'ruf.

Kikis Hoaks

Sementara itu, Mantan Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Suhardi Alius, mengatakan, penguatan nasionalisme dan wawasan kebangsaan harus terus dilakukan untuk mengikis maraknya adu domba dan hoaks demi terciptanya kehidupan kebangsaan yang harmonis serta demokrasi yang santun di Indonesia.

Menurut dia, bila nasionalisme dan wawasan kebangsaan kembali seperti dulu, otomatis radikalisme berkonotasi negatif serta terorisme akan terkikis. "Ini yang terjadi sekarang. Radikalisme dalam perspektif negatif yang sudah sering saya sampaikan saat menjabat sebagai kepala BNPT. Ada empat indikatornya, yaitu intoleransi, anti Pancasila, anti NKRI dan penyebaran paham takfiri (mengkafirkan orang)," kata Suhardi seperti dikutip dari Antara.

Kalau sudah masuk klasifikasi itu, maka harus dikikis, direduksi dan dihilangkan. "Mari kita sosialisasikan pada anak anak kita, pada generasi kita khususnya generasi muda agar tidak mudah terpapar paham itu, bagaimana kita harus kuatkan nasionalisme dan wawasan kebangsaan," katanya.

n bud/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top