Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai  Gejala Dengue Mirip Covid-19

Foto : ISTIMEWA

nyamuk

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Edukasi untuk mencegah penyakit dengue atau demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegyptiperlu terus dilakukan terutama di musim hujan. Apalagi di tengah pandemi masyarakat perlu waspada karena penyakit berbahaya ini sering disangka sebagai Covid-19.

"Pada musim penghujan seperti sekarang ini, dengue atau umum disebut dengan demam berdarah menjadi penyakit yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Apalagi pada masa pandemi Covid-19 masalah yang dihadapi adalah membedakan gejala penularan Covid-19 dan dengue," ujar Koordinator Substansi Arbovirosis, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. Asik Surya, MPPM, dalam media briefing virtual Selasa (19/4).

Ia menambahkan, pemerintah terus melanjutkan kampanye pencegahan dengue melalui program 3M plus Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang, memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat di pintu dan ventilasi serta memberikan larvasida di tempat penampungan air.

Kampanye ini diharapkan dapat penurunan angka kasus dan kematian akibat dengue. Pada 2021 kasusnya mencapai 73.518 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 705 kasus. Pemerintah menargetkan dapat menurunkan angka kematian sebesar 0,5 persen pada 2025, meningkat dari target2021 sebesar 0,9 persen.

Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), menjelaskan, gejala dengue sangatlah mirip dengan gejala Covid-19. Gejalanya ditandai dengan demam tinggi, nyeri di sejumlah bagian tubuh, lesu, dan muncul ruam.

"Orang tua memiliki peran yang penting dalam mencermati dan mengenali beberapa tanda bahaya dengue. Selain itu, kita bisa melakukan pemeriksaan darah sehingga ada konfirmasi diagnosa bahwa ini adalah demam dengue," ujar dia.

Ketua Komunitas Dengue Indonesia Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), pandemi Covid-19 yang belum usai menjadi beban ganda (double burden), karena dimana ada dua masalah infeksi yang hadir pada waktu bersamaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi semua untuk lebih pintar dalam mencegah demam berdarah.

"Setiap anggota keluarga diharapkan dapat mengenali jenis nyamukAedes aegyptiyang menularkan dengue. Terlebih lagi upaya pencegahan Demam Berdarah tidak hanya 3M plus tetapi juga inovasi pencegahan lain seperti dengan vaksinasi serta upaya untuk mendorong seluruh kalangan masyarakat untuk lebih waspada dan lebih pintar dalam mencegah demam berdarah," ungkapnya.

Inovasi pencegahan dengan vaksin dengue yang tentunya aman dan dapat melindungi populasi anak dan juga dewasa yang berisiko terhadap dengue diakibatkan empat stereotip dengue, tanpa melihat riwayat dengue sebelumnya. Hal ini juga harus sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa ketersediaan vaksin dengue bisa mendorong keberhasilan pengendalian penyakit tersebut.

"Vaksinasi merupakan salah satu inovasi dalam strategi pencegahan penyebaran dengue yang sangat mungkin dilakukan di masa depan karena masyarakat secara luas sudah terbiasa dengan pelaksanaan vaksinasi," jelas dia.

Dr. Asik menambahkan, Covid-19 menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi. Karena itu, iaberharap opsi untuk vaksinasi dengue bisa juga dilakukan dengan luas sehingga angka kematian akibat dengue dapat turun sejalan dengan target Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025.

General Manager PT Takeda Indonesia, Andreas Gutknecht mengatakan, Takeda Indonesia juga mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam upaya waspada dengue dengan melakukan posting foto Jentik Jari di media sosial. "Foto ini berguna dalam menciptakan kesadaran akan bahaya dengue ada di sekitar kita," ujar dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top