Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan PertanianI Daerah Bencana Ada di Perdesaan yang Terkenal Subur

Waspadai Daerah Rawan Bencana

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Perguruan tinggi bisa membantu menjaga keseimbangan daerah potensial untuk pertanian dan kerawanan bencana melalui kajiannya.

Bogor - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Bambang PS Brodjonegoro, mengatakan sudah saatnya pembangunan sektor pertanian ke depan memasukkan variabel kerentanan bencana. Sebab, sebagian wilayah Indonsesia tergolong rentan terhadap bencana.

"Ini jadi sangat urgent (penting) karena wilayah Indonesia berada di tiga lempeng bumi yang membuat kita benar-benar hidup di ring of fire," kata Bambang dalam seminar Agro-Maritim 4.0 : Menyongsong Visi Indonesia 2045, di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/10).

Bambang berharap banyak dari Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai institusi yang memiliki konsentrasi pada sektor pertanian untuk mulai berpikiran ke depan, berkontribusi, dan punya kepedulian mengenai kajian, terkait perdesaan.

"Jangan lupa daerah bencana tadi ada di daerah perdesaan. Daerah yang terkenal subur untuk pertanian," kata Bambang.

Baca Juga :
Pembangunan Pansela

Bambang mengingatkan agar IPB bisa membantu menjaga keseimbangan daerah potensial untuk pertanian dan kerawanan bencana melalui kajiannya. "IPB mulai berpikir jauh bagaimana masyarakat tetap hidup di sektor pencarian mereka. Satu sisi tidak membuat mereka rentan terhadap bencana," kata Bambang.

Dia mencontohkan kasus Sinabung yang erupsinya belum selesai sampai saat ini masih terus muncul. Berbeda dengan Gunung Agung yang dinyatakan sudah selesai erupsinya.

Namun, di saat bersamaan, masyarakat setempat tidak mau meninggalkan Sinabung karena alasan lahannya yang subur untuk pertanian yang menjadi sumber utama penghidupan warga sekitar.

Menurutnya, hal ini membutuhkan pemikiran lebih jauh dari IPB, dalam kondisi Indonesia sebagai daerah rawan bencana dengan ragam macam bencananya, sehingga perlu dipikirkan bagaimana bertindak ada bencana, apa sesudahnya. "Bagaimana caranya masyarakat harus tetap hidup," katanya.

Bambang berharap IPB bisa menunjukkan bagaimana menyeimbangkan pertanian sebagai tulang punggung perekonomian tapi jangan sampai masyarakat menjadi korban dari bencana.

Akses Lahan

Dia mengatakan tanah longsor sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas pertanian. Karena itu, IPB diminta untuk memberikan masukan kepada pemerintah daerah sebagai pemberi kesempatan kepada masyarakat mengakses lahan pertanian agar memerhatikan tata kelola lahannya.

"Karena Pemda memberikan kesempatan masyarakat melakukan penanaman di sepanjang sungai, sehingga mudah terjadinya bencana," kata Bambang.

Dalam seminar nasional dalam rangka Dies Natalis ke-55 IPB, Bambang menambahkan, peran IPB diperlukan untuk memelihara sektor pertanian di tengah alam Indonesia yang tidak mudah karena daerah rawan bencana. IPB menggelar Seminar Nasional Agro-Maritim 4.0 dengan tema Menyongsong Visi Indonesia 2045 menghadirkan Menteri PPN/Ketua Bappenas sebagai pembicara utama.

Rektor IPB Dr Arif Satria menambahkan tantangan dan peluang dari era 4.0 harus direspons dengan cepat dan tepat dengan konsep peta jalan yang jelas.

"IPB menawarkan konsep Agro-Maritim 4.0 yang diharapkan dapat menjadi rujukan pengembangan IPB ke depan, serta kontribusi dalam kemajuan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia," kata Arif.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top