Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Waspadai Banjir Meski BMKG Sebut Aceh Masih dalam Peralihan dari Musim Hujan ke Kemarau

Foto : ANTARA/Khalis Surry

Sebuah perahu melintas di antara gelombang laut kawasan Pantai Ulee Lheu, Banda Aceh, Aceh, Selasa (7/2/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Warga diminta mewaspadai kemungkinan terjadi banjir meski BMKG menyebut Aceh masih dalam peralihan dari musim hujan ke kemarau.

Banda Aceh - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Aceh sudah memasuki musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, namun warga tetap perlu mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor dalam beberapa hari ke depan.

"Saat ini kita masih masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau," kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Minggu.

Kendati demikian Zakaria tetap mengimbau warga provinsi paling barat Indonesia itu mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor, mengingat potensi hujan masih mengguyur beberapa wilayah Aceh dalam beberapa hari ke depan.

Terutama, kata dia, untuk Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Jaya, Aceh Barat hingga Aceh Selatan, yang masih berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang.

"Memang kalau dilihat dari dinamika atmosfir, dalam dua hingga tiga hari ke depan Aceh masih ada hujan ringan hingga sedang," ujarnya.

Sementara wilayah Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Banda Aceh dan Aceh Besar dengan kondisi cuaca potensi berawan hingga hujan tidak merata di sejumlah wilayah.

"Jadi wilayah-wilayah dataran rendah perlu waspada banjir, sedangkan untuk wilayah dataran tinggi seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara perlu waspada terhadap potensi tanah longsor," ujarnya.

Saat ini, Zakaria menambahkan, wilayah Aceh sudah memasuki angin timur, dengan kecepatan antara 5-15 km per jam, dengan kategori kecepatan angin rendah.

Sementara untuk gelombang laut, kata Zakaria, paling tinggi antara 1,25 - 2,5 meter di wilayah perairan Utara Sabang, Samudera Hindia Barat Aceh, hingga pesisir Barat Selatan Aceh atau kategori rendah hingga menengah.

"Artinya ini bagi nelayan yangboatkecil supaya lebih hati-hati, karena dengan ketinggian gelombang laut 2,5 meter itu bisa juga berbahaya bagi nelayanboatkecil," ujarnya.

Sedangkan kondisi gelombang laut wilayah penyeberangan relatif rendah, yaitu antara 0,5 hingga 1,25 meter, baik penyeberangan dari Pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh - Pelabuhan Balohan Kota Sabang, maupun penyeberangan dari Meulaboh Aceh Barat - Sinabang Kabupaten Simeulue atau sebaliknya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top