Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pasokan Pangan | Kenaikan Harga Picu Inflasi yang Tekan Daya Beli

Waspada Kenaikan Harga Pangan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kenaikan harga pangan global perlu diantisipasi. Tujuannya agar tidak ada gejolak harga di dalam negeri. Apabila tak ada antisipasi, harga pangan di dalam negeri bisa terkerek naik yang selanjutnya berpengaruh pada inflasi.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudisthira, mengatakan setelah krisis pandemi, muncul krisis pangan yang perlu diantisipasi. Efek dari naiknya harga pangan di pasar internasional telah membuat panic buying di Tiongkok.

"Jika terlambat diantisipasi dengan dorong kenaikan pasokan di dalam negeri maka efek ke inflasi akan membahayakan daya beli kelas menengah kebawah," tegasnya pada Koran Jakarta, Minggu (7/11).

Pemerintah, kata dia, perlu mewaspadai efek La Nina yang akan memperburuk pasokan pangan khususnya beras. Cuaca ekstrem hingga bencana banjir bisa ganggu distribusi pangan.

Bulog, tegas Bhima, harus segera bertindak amankan stok beras. Kalau harga bergerak terlalu tinggi maka operasi pasar bisa jadi opsi.

Di sisi lain, kepolisian bisa memetakan rantai distribusi pangan yang rentan terjadi penimbunan. "Jangan sampai ada oknum yang sengaja permainkan stok di situasi kritis,"ucap Bhima.

Sebagaimana diketahui, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyebutkan harga pangan global saat ini telah mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Nilainya bahkan lebih tinggi dari kenaikan 30 persen yang terjadi tahun lalu.

Angka-angka yang dilaporkan badan di bawah PBB tersebut mengacu pada melonjaknya harga biji-bijian dan minyak sayur di seluruh dunia. Harga biji-bijian naik lebih dari 22 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara harga minyak nabati mencapai rekor tertinggi setelah naik hampir 10 persen.

Picu Inflasi

Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, menerangkan permintaan untuk harga pangan global harus diwaspadai oleh pemerintah, terutama terkait dengan harga minyak sayur yang peningkatan cukup signifikan.

"Terlebih minyak sayur ini digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat berpendapatan menengah ke bawah," ucapnya.

Ia menegaskan kenaikan harga bisa memicu inflasi yang menekan daya beli. Minyak sayur digunakan untuk restoran, penjual gorengan, bahkan ibu rumah tangga pun butuh minyak sayur.

"Jangan sampai kenaikan harga ini lantas ada orang yang menimbun sehingga mengambil keuntungan dari sana," tegasnya.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top