Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Waspada, Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia Peringatkan Tren Kematian Covid-19 ‘Hantui’ Indonesia

Foto : Dok. KemenpanRB

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama, meminta semua pihak turut mewaspadai tren kasus kematian Covid-19 di Indonesia.

Pasalnya, sosok Guru Besar FK Universitas Indonesia (UI) itu menilai kenaikan jumlah kasus Covid-19 menjadi penyebab meningkatnya angka kematian.

Walaupun jumlah kematian Covid-19 di tanah air selalu di bawah 10 orang sejak Juni 2022, kasus harian di RI telah menembus angka 6.000.

"Kita ketahui bahwa yang meninggal di negara kita sejak Juni 2022 selalu di bawah 10 orang. Tapi dalam beberapa hari terakhir ini bukan hanya kasus harian sudah di atas 6000 orang tetapi juga yang meninggal juga naik menjadi di atas 10 orang," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Di Australia misalnya. Tjandra menjelaskan penyebaran varian Omicron telah membuat negara yang identik dengan Kangguru itu melaporkan lebih banyak angka kematian akibat Covid-19 per hari, bahkan yang tertinggi di tanggal 28 Januari 2022 dengan 155 kematian.

"Di masa Omicron yg sekarang maka sudah ada peningkatan tinggi kematian lagi. Pada 27 Juli 2022 yg meninggal sudah 126 orang per hari, sudah makin mendekati puncak kematian yang lalu," tambahnya.

Hal serupa terjadi di Jepang. Ia menuturkan kasus baru harian tertinggi tadinya adalah pada 5 Februari 2022, yaitu 102.775 orang. Tapi pada masa Omicron sekarang, tepatnya pada 27 Juli 2022 , Jepang mencatatkan 209.694 kasus baru dalam sehari.

"Dua kali lipat puncak kasus yang pernah dialami Jepang selama ini," ujarnya.

Tren inilah yang menurut Tjandra harus diwaspadai bersama.

"Dari kacamata kesehatan masyarakat maka adanya "trend" atau kecenderungan kenaikan kasus dan meninggal dari waktu ke waktu ini tentu perlu kita amat waspadai bersama," tegasnya.

"Tentu kita tidak ingin peningkatan kasus kita sekarang tidak jadi dua kali lipat puncak yang lalu, dan juga jangan sampai kematian mendekati puncak yang lalu juga," tambahnya lagi.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top