Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Waspada! Covid-19 Varian XBB Lebih Cepat Menular dan Bisa Hindari Antibodi

Foto : Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro

A   A   A   Pengaturan Font

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengungkapkan, Covid-19 varian XBB lebih cepat menular dibandingkan varian BA.5 dan BA.2.

"Diketahui varian XBB ini lebih cepat menular, apabila kita melihat gelombang XBB di Singapura, ternyata lebih cepat menular 0,79 kali dibandingkan gelombang varian BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2," kata Reisa di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (27/10).

Reisa menambahkan, varian XBB juga bisa menghindari antobodi. Sehingga, orang yang pernah terinfeksi varian Covid-19 lain tetap memiliki risiko terinfeksi varian XBB.

"Berdasarkan studi di China, varian XBB ini dapat menghindari antibodi, artinya orang yang pernah terinfeksi varian lain sebelumnya dan yang sudah mendapatkan vaksin lengkap tetap berisiko untuk dapat terinfeksi varian baru ini juga," ucapnya.

Meski begitu, vaksin yang tersedia saat ini masih efektif untuk melindungi dari varian XBB. Ini sesuai dengan rujukan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Terkait varian baru ini WHO menyatakan vaksin yang tersedia masih efektif," ujar Reisa.

Vaksin booster, kata Reisa, akan tetap melindungi diri dari risiko penyakit yang parah. Sehingga, vaksin masih merupakan hal yang sangat penting untuk menekan gejala yang timbul dan risiko kematian yang diakibatkannya.

Reisa juga menjelaskan bahwa gejala varian XBB sama dengan varian-varian Omicron lainnya. Bahkan, jika melihat dari tingkat fatalitasnya, varian XBB lebih rendah dibanding varian Omicron lainnya.

Menurut pusat pengendalian pencegahan penyakit (CDC) AS, gejala varian XBB, antara lain, demam, merasa kedinginan, batuk, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, diare dan sesak napas. Sementara itu, pada empat pasien varian XBB di Indonesia, gejala yang timbul adalah batuk dan pilek.

"Sehingga, dapat dinilai bahwa gejala yang ditimbulkan umumnya ringan," tutur Reisa.

Reisa mengatakan semua pihak perlu belajar dari situasi di negara tetangga Singapura yang mengindikasikan penularan XBB lebih cepat dibanding varian Omicron lainnya. Menurutnya, berdasarkan pengalaman dalam menangani pandemi, kenaikan kasus hampir selalu terjadi setelah adanya varian baru yang muncul.

"Kita belajar dari situasi di negara tetangga kita untuk meningkatkan kewaspadaan. Jangan sampai lonjakan kasus kembali di Indonesia," kata Reisa.

Hingga 26 Oktober 2022, terjadi kenaikan kasus konfirmasi COVID-19 harian secara nasional di Indonesia sebanyak 3.048 kasus. Jumlah kenaikan ini meningkat dari hari-hari sebelumnya, di mana pada 24 Oktober 2022, tingkat penambahan hanya 1.703 kasus dan 25 Oktober 2022, kenaikan sebesar 3.008 kasus.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top