Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelompok Militan I Militer Filipina Tangkap Penyokong Dana dan Logistik bagi Maute

Warga Vietnam Dipenggal Abu Sayyaf

Foto : REUTERS/Jorge Silva

Pasukan militer Filipina memperlihatkan persenjataan kelompok militan Maute yang berhasil mereka sita dalam operasi penggerebekan dekat Kota Marawi pada Selasa (4/7) lalu. Selain menyita persenjataan, militer Filipina pun berhasil menangkap penyandang dana bagi kelompok militan Maute.

A   A   A   Pengaturan Font

Kekejaman yang dilakukan kelompok militan Abu Sayyaf kembali terjadi. Kali ini diwartakan dua jasad sandera Abu Sayyaf asal Vietnam yang diculik tahun lalu, ditemukan dalam keadaan terpenggal.

MANILA - Pasukan militer Filipina diwartakan pada Rabu (5/7) telah menemukan dua jasad tanpa kepala. Jasad dengan kepala terpenggal itu adalah dua pelaut berkewarganegaraan Vietnam yang diculik setahun lalu oleh kelompok radikal asal Filipina, Abu Sayyaf.

Menurut Jo-Ann Petinglay, juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina untuk wilayah barat Mindanao, dua jasad ditemukan dan segera dievakuasi pada Selasa (4/7) sekitar pukul 07.00 malam di dekat Kota Sumisip. Jasad yang terpenggal itu, kepalanya berada disamping tubuhnya.

"Pasukan militer kami menemukan beberapa jasad tanpa kepala setelah penduduk sekitar menginformasikan pada kami soal adanya sejumlah mayat," kata Petinglay.

Dua jasad tanpa kepala itu diidentifikasi sebagai Hoang Thong dan Hoang Va Hai. Keduanya merupakan awak kapal kargo MV Royal 16, yang diculik oleh militan Abu Sayyaf bersama 4 orang pelaut Vietnam lainnya pada Juni 2016.

Satu dari enam pelaut tersebut berhasil diselamatkan dalam operasi pemberantasan terorisme pada bulan lalu. Kedutaan Besar Vietnam di Manila telah diinformasikan mengenai hal ini.

Total saat ini masih ada 3 pelaut warga negara Vietnam yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf bersama 14 warga negara asing lainnya. Selain warga negara asing, 8 warga negara Filipina juga disandera di wilayah Basilan dan di dekat Kepulauan Jolo.

Dalam 6 pekan terakhir, wilayah selatan Filipina telah diselimuti ketegangan dan pertempuran sengit antara pasukan militer Filipina dengan militan pendukung Islamic State (ISIS) yaitu kelompok Maute. Kelompok ini sempat menguasai Kota Marawi pada 23 Mei lalu.

Pertempuran di Marawi meletus saat pasukan keamanan Filipina hendak menangkap Isnilon Hapilon, seorang pemimpin Abu Sayyaf. Pemerintah Filipina meyakini Hapilon yang didaulat sebagai emir dari kelompok ISIS di Filipina, tengah berada di Marawi bersama kelompok militan Maute.

Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, pada pekan ini menyatakan Hapilon saat itu tengah bersembunyi di sebuah masjid di Marawi.

Operasi Penggerebekan

Pada saat bersamaan dilaporkan bahwa pasukan militer Filipina telah berhasil menangkap penyokong dana dan logistik utama bagi kelompok militan yang bertempur di Marawi. Penangkapan ini terjadi saat pasukan keamanan Filipina melakukan operasi penggerebekan di sebuah desa tak jauh dari Kota Marawi.

"Tiga orang tersangka ditangkap bersama amunisi seerta material bagi membuat bom," kata juru bicara Angkatan Darat Filipina, Brigadir Jenderal Gilbert Gapay.

Disebutkan oleh Gapay bahwa diantara tiga orang yang ditangkap itu terdapat penyokong kelompok Maute yang amat penting yaitu seorang perempuan yang bernama Monaliza "Monay" Romato. Monay diketahui adalah sepupu dari keluarga Maute yang memimpin pertempuran di Marawi.

"Monay menggantikan tugas bibinya sebagai penyokong dana dan logistik utama bagi kelompok militan," tegas Gapay.

Pertempuran di Kota Marawi sendiri telah menewaskan lebih dari 400 orang, dimana dari jumlah tersebut sebanyak 85 orang adalah pasukan militer Filipina dan 39 warga sipil. Penduduk setempat meyakini jumlah korban tewas bisa bertambah menyusul semakin buruknya pertempuran. uci/Rtr/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top