Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pergantian Musim I Tingkat Hujan Masih Tinggi

Warga Lebak Diminta Waspadai Longsor

Foto : antaranews

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Lebak Agus Reza Faisal

A   A   A   Pengaturan Font

Cermati juga potensi kebakaran hutan karena area kehutanan Lebak cukup luas.

LEBAK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, minta masyarakat waspada longsor. Meski seharusnya sudah memasuki masa pancaroba dari musim hujan ke kemarau, hujan masih tinggi. "Kita berharap kewaspadaan dapat mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Lebak, Agus Reza Faisal, di Lebak, Minggu (14/8).
BPBD Lebak, kata dia, dengan data yang disampaikan BMKG, telah menyampaikan peringatan dini kewaspadaan bencana alam pada aparatur kecamatan, desa, dan relawan sehubungan tibanya masa pancaroba dalam beberapa hari ke depan. Peluang bencana alam tersebut di antaranya longsoran tanah karena curah hujan tinggi yang terjadi Sabtu (13/8).
Kondisi itu mengakibatkan jalan antardesa di Kecamatan Lebakgedong tertutup akibat longsoran tanah setinggi 20 meter. Beruntung, bencana alam tersebut tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material milik masyarakat. Bencana longsoran tanah itu hanya menutupi ruas jalan yang menghubungkan antardesa di daerah tersebut.
Oleh karena itu, BPBD Lebak mengajak masyarakat agar waspada jika hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Selama ini, kata dia, hampir setiap sore hingga malam hari dilanda cuaca buruk akibat musim peralihan dari hujan ke kemarau.
"Kami mengingatkan warga jika cuaca buruk, sebaiknya berlindung di tempat yang lebih aman, terlebih pada permukiman yang ada di pegunungan atau perbukitan rawan longsor," katanya. Menurut dia, selama ini, masyarakat Kabupaten Lebak yang tinggal di daerah rawan bencana alam jumlahnya ribuan kepala keluarga.
Mereka tinggal di permukiman pegunungan dan perbukitan, seperti kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) juga aliran sungai. Bahkan, bencana longsor tahun 2020 di kawasan TNGHS Blok Kecamatan Lebakgedong menimbulkan sembilan korban jiwa dan ribuan warga mengungsi.
Selain itu, juga ratusan rumah, infrastruktur pendidikan, pasar dan perkantoran rusak berat.
"Kami berharap cuaca buruk yang terjadi saat ini tidak menimbulkan bencana alam," kata Reza Faisal. Sementara itu, Kapolsek Lebakgedong Iptu Supar, mengatakan saat ini ruas jalan antardesa yang tertutup longsoran tanah sudah bisa dilintasi angkutan kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Kami bersama TNI, aparatur kecamatan, desa, BPBD masyarakat bergotong royong membersihkan material longsor dengan alat seadanya agar bisa dilintasi angkutan," katanya.
Sebelumnya, Agus Reza juga mengingatkan agar warga waspada potensi kebakaran hutan. Lebak memiliki hutan luas. Ini terdiri dari hutan nasional, hutan adat, hutan produksi, dan hutan milik warga. "Maka, besar potensi kebakaran hutan," ujar Agus Reza.
Dia mengimbau warga jika berladang untuk bercocok tanam dengan membuka hutan tidak dilakukan dengan membakar karena dapat menimbulkan kebakaran hutan. Begitu juga masyarakat tidak membuang puntung rokok sembarangan ke semak-semak belukar yang keringkarena bisa menimbulkan kebakaran hutan.
Potensi kebakaran hutan di Kabupaten Lebak saat musim kemarau sangat besar. Sebab kawasan hutan cukup luas dan terdapat Taman Nasional Gunung Halimun. Hutan adat di kawasan Badui, hutan produksi yang dikelola Perum Perhutani dan hutan milik masyarakat. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top