Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Warga di Perbatasan Kaltara- Malaysia Akhirnya Terjangkau Tabung LPG 12 Kilogram

Foto : Istimewa

LPG 12 Kg

A   A   A   Pengaturan Font

TARAKAN- Ada semboyan warga perbatasan Kalimantan Utara-Malaysia yang sebenarnya kurang nyaman terdengar, yakni "Garuda di dadaku, Ringgit di perutku".

Tapi, faktanya itulah kondisi riil terjadi, yakni warga perbatasan memiliki ketergatungan tinggi terhadap berbagai kebutuhan dari negeri jiran, salah satunya LPG (Liquefied Petroleum Gas).

Selama ini, pasokan gas LPG 12 Kg semuanya dari Malaysia dan harganya mahal, yakni Rp1,4 juta.

Tidak hanya mahal tapi dalam satu tahun terakhir, warga Krayan (perbatasan Kaltara-Searawak, Malaysia) tidak lagi bisa mendapatkannya karena negeri Jiran menutup pintu perdagangan akibat pandemi COVID-19.

Namun, persoalan itu agaknya sudah teratasi ketika terlihat tabung - tabung LPG (Non Public Service Obligation (NPSO) Bright 12 kilogram sudah tersusun di apron bandara internasional Juata Tarakan, Senin (15/3).

Tabung-tabung itu siap dimasukan ke pesawat Cassa Pelita Air Service (PAS) untuk diterbangkan ke wilayah Krayan, Nunukan yang merupakan tapal batas Indonesia - Malaysia.

Baca Juga :
Ekspor Petai

Satu persatu tabung LPG berwarna pink tersebut dilakukan pemeriksaan untuk memastikan keamanan saat diangkut menggunakan pesawat.

Sebelum tiba di Tarakan, tabung LPG dibawa langsung dari Depo LPG di Balikpapan dengan menggunakan kapal laut selama lima hari perjalanan.

Setelah tabung LPG diperiksa dan dipastikan tidak ada kebocoran saat penerbangan menuju bandara Yuvai Semaring, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 45 menit.

Untuk membawa LPG ke wilayah perbatasan tersebut bukan hal mudah, faktor cuaca sangat menentukan karena pesawat kecil ini, maksimal hanya membawa 45 tabung LPG 12 kilogram.

"Bersyukurlah, karena agak terbantu, apalagi di masa pandemi sudah satu tahun, LPG dari Malaysia tidak ada karena jalur perbatasan ditutup," kata Seniwati (41), salah seorang warga Krayan di Long Bawan, saat acara Distribusi Perdana Tabung Gas LPG Bright 12 Kilogram di Krayan, Nunukan, Senin (15/3) seperti dikutip dari Antara.

Dia mengungkapkan rasa syukurnya dengan adanya distribusi perdana LPG milik pemerintah yang masuk ke wilayahnya.

Saat ini dapurnya sudah terpampang tabung gas berwarna pink.

Apalagi baru pertama kalinya Seniwati beserta masyarakat Krayan tahu wujud dan warna dari LPG produksi Tanah Air.

Harga LPG produk Malaysia saat masa pandemi ditambah ongkos pikul seharga Rp1,4 juta.

Sedangkan tabung LPG untuk isi ulangnya Rp250 ribu sampai Rp300 ribu, belum ditambah ongkos pikul.

Distribusi LPG produksi Pertamina NPSO 12 kilogram ke Krayan harganya Rp600 ribu dan harga isi ulangnya Rp190 ribu.

Hal ini, tentunya menolong warga dalam berkegiatan di dapur untuk kebutuhan sehari - hari.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top