Sabtu, 30 Nov 2024, 02:55 WIB

Wapres Sara Rodrigo Mangkir dari Sidang

Wapres Filipina, Sara Duterte, berbicara dalam sebuah konferensi pers di Quezon City, Metro Manila, pada 26 November lalu. Pada Jumat (29/11), Wapres Duterte mangkir dalam sidang pemeriksaan atas ancaman rencana pembunuhan terhadap Presiden Marcos Jr.

Foto: AFP/JAM STA ROSA

MANILA - Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, pada Jumat (29/11) tidak hadir dalam pertemuan dengan penyidik ??pemerintah setelah ia dilabeli sebagai dalang rencana pembunuhan Presiden Ferdinand Marcos Jr.

Duterte dipanggil pada Senin (25/11) lalu menyusul konferensi pers akhir pekan di mana dia mengklaim telah menyuruh seseorang untuk membunuh presiden jika ada ancaman terhadap nyawanya sendiri dalam pernyataan yang kemudian dikatakannya telah disalahartikan.

Namun batas waktu untuk hadir telah berlalu pada Jumat dengan pengacaranya mengatakan bahwa Wapres Duterte sibuk menghadiri urusan kantor yang membutuhkan perhatian mendesak, merujuk pada sidang DPR yang telah dibatalkan.

Direktur Biro Investigasi Nasional Jaime Santiago mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuan Wapres Duterte dengan para penyidik ??telah diundur hingga 11 Desember, dan menambahkan bahwa Duterte sebagai wakil presiden tidak kebal terhadap tuntutan hukum dan jika ada tuntutan pidana formal terhadapnya bisa berujung dengan hukuman penjara.

Aliansi antara Duterte dan Marcos dengan kemitraannya mengakibatkan kemenangan telak pada pemilihan presiden 2022, telah runtuh secara spektakuler menjelang pemilihan paruh waktu tahun depan, dengan kedua belah pihak saling menuduh soal kecanduan narkoba.

Pada Rabu (27/11) lalu, wakil presiden mengatakan penyelidikan atas dugaan ancaman terhadapnya dan investigasi DPR yang sedang berlangsung terhadap pengelolaan dana publik selama masa jabatannya sebagai menteri pendidikan, ditujukan untuk menggulingkannya dari jabatan.

Tanggapan Presiden

Pejabat DPR telah membantah mereka berencana untuk memakzulkannya, dan Marcos Jr pada hari Jumat mengatakan bahwa ia menganggap upaya semacam itu tidak ada gunanya.

“Ini tidak penting. Ini tidak akan mengubah hidup satu orang pun di Filipina. Jadi, buat apa membuang waktu untuk itu? Bagi saya, ini seperti badai dalam cangkir teh,” kata Presiden Marcos Jr kepada wartawan.

Duterte, putri mantan presiden Rodrigo Duterte, pada Sabtu (23/11) pekan lalu menyampaikan konferensi pers daring yang penuh dengan kata-kata makian di mana ia mengklaim telah menyuruh seseorang untuk membunuh Marcos Jr, ibu negara Liza Araneta-Marcos, dan sepupu Marcos yang menjabat sebagai Ketua DPR, Martin Romualdez, jika ia dibunuh.

“Jika aku mati, jangan berhenti sampai kalian membunuh mereka,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia tidak bercanda atas ancaman itu.

Namun pada Selasa (26/11), ia membantah telah melontarkan ancaman pembunuhan, dan menggambarkan komentarnya sebagai ekspresi kekhawatiran atas kegagalan pemerintahan Marcos Jr. Baik Romualdez maupun Duterte secara luas diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2028.  AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: