Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Filipina

Wapres Duterte Ancam Gali Makam Marcos Sr

Foto : AFP/JAM STA ROSA 

Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, pada Jumat (18/10) mengancam akan menggali makam diktator Ferdinand Marcos Sr dan membuang jasadnya ke laut setelah perseteruan sengit memanas menjelang pemilu mendatang.

Keluarga Duterte dan Marcos berselisih pendapat di depan publik karena keduanya berupaya memperkuat basis dukungan saingan mereka dan mengamankan posisi kunci menjelang pemilihan paruh waktu tahun 2025 dan pemilihan presiden tahun 2028.

Jasad Marcos Sr pada 2016 lalu dimakamkan di taman makam pahlawan setelah presiden saat itu, Rodrigo Duterte, ayah dari Wapres Duterte, menepis kritik publik bahwa diktator yang telah lama meninggal itu yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas dan menggelapkan miliaran dollar, tidak pantas mendapatkan kehormatan tersebut.

Wapres Duterte, 46 tahun, mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa ia telah menyampaikan ancaman tersebut kepada kakak perempuan petahan presiden, Senator Imee Marcos, dan memperingatkan keluarga mereka agar berhenti mengganggunya.

"Suatu hari nanti, saya akan ke sana. Saya akan mengambil jasad ayahmu dan membuangnya di Laut Filipina Barat," kata Sara Duterte. Juru bicara Presiden Marcos Jr, Cesar Chavez, mengatakan pihak istana kepresidenan tidak memberikan komentar mengenai masalah itu.

Wapres Duterte sebelumnya menghadapi ancaman pemakzulan di DPR, yang dipimpin oleh sepupu Presiden Marcos Jr, Martin Romualdez, yang juga diperkirakan akan mencalonkan diri pada tahun 2028.

Saling Tuduh

Pada Juni lalu, Sara Duterte mengundurkan diri dari jabatannya di kabinet sebagai menteri pendidikan setelah hubungan antara kedua keluarga mencapai titik kritis.

Beberapa bulan sebelumnya, mantan Presiden Rodrigo Duterte, ayah dari Sara Duterte, menuduh Presiden Marcos Jr sebagai pecandu narkoba, dan keesokan harinya Presiden Marcos Jr membalasnya dengan mengklaim kesehatan pendahulunya menurun karena penggunaan jangka panjang obat opioid. Namun keduanya tidak memberikan bukti atas tuduhan mereka.

Pada Jumat, Wapres Duterte mengatakan bahwa ia merasa dimanfaatkan setelah bekerja sama dengan Presiden Marcos Jr dalam pemilihan umum Mei 2022, yang mereka menangkan dengan telak.

"Bukan salah saya kalau kita berada di jalan menuju neraka ini," kata Sara Duterte. "Itulah sebabnya saya meninggalkan pemerintahan (karena) saya tidak suka dengan apa yang saya dengar di sana, saya tidak suka dengan apa yang saya lihat di sana," imbuh dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top