Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Walaupun Pembangunan IKN Disudutkan, Majelis Adat Dayak Nasional: Kami Tetap Mendukungnya

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BALIKPAPAN - Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) menyampaikan keprihatinannya terhadap niatan Pajaji, yang notabene merupakan Panglima Dayak, yang menyudutkan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Wakil Presiden Urusan Internal MADN, Dr. Andersius Namsi, Ph.D, mengungkapkan hal ini di depan awak media pada hari Selasa (19/3/2024) di Balikpapan.

"MADN sangat prihatin atas seorang warga Dayak mengaku sebagai Panglima yang mengutuk proyek pembangunan IKN di Kaltim itu," ujarnya.

Andersius Namsi menekankan pentingnya penggunaan kritik konstruktif yang selaras dengan adat dan budaya Dayak, daripada pengutukan. Diakuinya, memang di tengah-tengah masyarakat adat Dayak, banyak yang mengembangkan kemampuan dirinya sebagai Panglima Dayak guna menolong dan memberikan perlindungan kepada masyarakat adat Dayak bila diperlukan.

Karena itu, dirinya, selaku Wakil Presiden Internal MADN mengingatkan, agar Panglima Pajaji berhati-hati membuat pernyataan kritik, pada hal-hal yang bermaksud membela masyarakat adat Dayak. Sehingga benar-benar dilakukan sesuai dengan Adat dan Budaya Dayak.

Andersius Namsi juga mengatakan, MADN telah mendeklarasikan dukungan terhadap proyek IKN di Kalimantan Timur pada tahun 2023, dengan keinginan untuk memperbaiki apa pun yang kurang atau salah secara bersama-sama, serta mengingatkan pemerintah dan pemangku kepentingan tentang pembangunan yang bertanggung jawab.

"Kita, Dayak melalui Organisasi Majelis Adat Dayak Nasional sudah membuat deklarasi bersama yang mendukung IKN di Kaltim pada tahun 2023 kemarin. Bahwa ada yang mungkin kurang dan bahkan salah, kita perbaiki bersama. Kita ingatkan pemerintah, kita ingatkan pemangku kekuasaan yang membangun IKN itu," tuturnya.

Lebih lanjut Andersius Namsi mengatakan, semua Masyarakat boleh berbeda pendapat dan melakukan kritik. Namun hendaknya kritik yang diberikan itu adalah kritik yang membangun dan ada solusinya, bukan yang destruktif.

"Kita persilahkan melakukan kritik. Tentu kita berharap kritik dilakukan sesuai adat budaya Dayak. Karena setahu saya, secara budaya Dayak, Panglima Dayak itu tugasnya mengawal dan memastikan masyarakat adat Dayak tetap aman dan dapat bekerja dengan baik, bukan mengutuk," tutup Namsi.


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top