Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kehidupan Berdemokrasi -- Yusril Nilai Koalisi Besar Selaras dengan Demokrasi Indonesia

Wacana Koalisi Besar Dinilai Bagus Bangun Kekuatan

Foto : istimewa

Pengamat Politik Ahmad Khoirul Umam

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - ??????Wacana pembentukan koalisi besar yang muncul usai silaturahim Ramadan antara lima ketua umum partai dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sebagai ikhtiar yang bagus dalam membangun kekuatan untuk menghadapi Pilpres 2024.

"Terkait dengan wacana koalisi besar, tentu ini adalah sebuah ikhtiar yang sangat bagus, meskipun di saat yang sama akan ada juga banyak tantangan dihadapi. Bagus dalam arti, kalau gabungan dari KIB (Koalisi Indonesia Bersatu), kemudian KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya), konteksnya Gerinda bersama PKB, menjadi satu. Maka, itu bisa melibatkan kekuatan," ujar Pengamat Politik Ahmad Khoirul Umam dalam Embargo Talk Episode 7 bertajuk "Strategi PDIP Menghadapi Koalisi Besar", sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Vibrasi, di Jakarta, Kamis (6/4) kemarin.

Sementara terkait dengan tantangan yang dihadapi, ia menyampaikan salah satunya adalah terkait penetapan calon wakil presiden yang diusung oleh koalisi yang kemungkinan terdiri atas Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Gerindra.

Umam menilai terdapat tiga gerbong dari koalisi tersebut yang berpotensi bertabrakan satu sama lain dalam memutuskan calon wakil presiden yang diusung koalisi besar. "Setidaknya, ada tiga gerbong yang saya catat yang berpotensi bertabrakan satu sama lain," kata dia.

Pertama, gerbong Partai Golkar yang menetapkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi capres atau cawapres. "Yang kita tahu, Munas Golkar menetapkan Pak Airlangga menjadi capres/cawapres menjadi kontestan untuk Pemilu 2024 mendatang," ujar dia.

Gerbong kedua adalah PKB dengan calon wakil presidennya, yakni Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar. Menurut Umam, Muhaimin terlihat telah memiliki niat, upaya, ikhtiar untuk menjadi cawapres sejak tahun 2018.

"Nah, gerbong ketiga dalam konteks ini adalah PAN. Memang betul PAN tidak akan mengusung Pak Zulkifli Hasan, tetapi kita tahu, sudah jamak dipahami," kata dia.

Sambut Baik

Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyambut baik ide atau wacana pembentukan koalisi besar dari beberapa partai politik (parpol).

"Kami menyambut baik terbentuknya berbagai koalisi yang sudah ada sekarang ini, yang pasti juga gagasan untuk membangun sebuah koalisi besar," kata Yusril di Jakarta, Rabu lalu.

Pernyataan tersebut disampaikan Yusril usai bertemu Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara 4, Jakarta.

Menurut Yusril, koalisi besar merupakan gabungan kekuatan parpol sehingga tidak ada lagi perseteruan, sehingga persatuan ideal dalam demokrasi Indonesia dapat tercapai.

Dia menilai koalisi besar merupakan sesuatu yang ideal karena selaras dengan demokrasi khas Indonesia yang berlandaskan asas gotong royong. "Dalam arti tidak ada oposisi yang frontal, tapi kritik dan sikap kritis selalu akan ada, pasti. Tidak mungkin demokrasi tanpa kritik dan perbedaan, tapi bukan yang frontal, tajam, dan yang menimbulkan konflik dan perpecahan," ujarnya.

Yusril menyebut pertemuannya dengan Prabowo merupakan pertemuan dua kawan lama. Ia mengaku sudah cukup lama tidak bertemu dengan Prabowo yang sudah dia kenal sejak puluhan tahun yang lalu. "Saya sudah cukup lama tidak bertemu dengan Pak Prabowo. Ini sudah 4 (atau) 5 tahun belakangan ini," katanya.

Dari pertemuan yang berlangsung selama lebih dari satu jam itu, Yusril menyebut PBB sepakat untuk menyongsong masa depan hubungan baik di antara kedua partai.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top