Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Peneliti terus mencari hubungan antara antara vitamin D dan peradangan. Sebuah studi terkini menemukan bagaimana vitamin D berperan mematikan peradangan.

Vitamin D Mampu Hentikan Peradangan Covid-19

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tubuh merespons zat berbahaya yang menyerang sistem kekebalan dengan menciptakan reaksi yang disebut radang. Namun reaksi perlawanan ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena dapat memicu penyakit berbahaya seperti kanker, jantung, dan penyakit autoimun.
Salah satu cara menghentikan peradangan adalah dengan mengkonsumsi beberapa vitamin, seperti A, B, C, D, E dan K. Namun demikian peneliti masih terus mencari tahu peran vitamin D dalam meredakan peradangan yang terjadi ketika infeksi terjadi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Food & Nutrition Research menyatakan asupan vitamin D membantu mengatasi radang. Penelitian lain yang diterbitkan dalam The Journal of Immunology juga menyebutkan bahwa sinyal spesifik tertentu pada vitamin D mampu menghambat peradangan.
Sementara itu sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Purdue, Indiana, dan Institut Kesehatan Nasional, Amerika Serikat, menawarkan pengetahuan tentang peran vitamin D dalam mengurangi peradangan yang disebabkan reaksi sel-sel kekebalan yang terjadi pada infeksi Covid-19.
"Pekerjaan kami menunjukkan mekanisme di mana vitamin D mengurangi peradangan yang disebabkan oleh sel T. Ini adalah sel penting dari sistem kekebalan dan terlibat sebagai bagian dari respons kekebalan terhadap infeksi yang menyebabkan Covid-19," kata asisten profesor di departemen Ilmu Komputer dan Biokimia di Universitas Purdue, Majid Kazemian, seperti dikutip dari laman universitas tersebut.
Ia berharap dilakukan penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis, dan pengujian pada pasien, diperlukan sebelum dapat diadopsi sebagai pilihan pengobatan. Namun demikian ia tidak merekomendasikan tersedianya vitamin D normal di apotek.
"Tidak ada yang boleh mengonsumsi lebih dari dosis vitamin D yang disarankan dalam upaya mencegah atau memerangi infeksi Covid-19," ujar dia.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan kemampuan vitamin D untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh sel T yaitu kelompok sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan seluler. Sel tersebut menciptakan peradangan di paru-paru dan menciptakan kasus Covid-19 yang paling parah dan berbahaya.
"Dengan memahami bagaimana dan mengapa suatu obat bekerja dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalkan bahayanya, serta membuka jalan bagi perawatan di masa depan," papar Kazemian.

Obat Baru
Jika para ilmuwan dapat memahami bagaimana vitamin D bekerja untuk memerangi peradangan, maka dapat memahami lebih banyak tentang bagaimana obat dan penyakit terkait bekerja. Hal ini akan membuka jalan bagi obat baru yang bahkan lebih efektif.
Untuk memahami hubungan vitamin D dan peradangan, Kazemian dan timnya memulai dengan mempelajari bagaimana virus mempengaruhi sel paru-paru dalam penelitian sebelumnya. Dalam penelitian itu virus dapat memicu jalur biokimia, yang dikenal sebagai sistem pelengkap kekebalan.
Selanjutnya para peneliti mulai mencari cara untuk mengganggu jalur itu dan memperbaiki peradangan berikutnya. Tim kemudian mempelajari dan menganalisis sel paru-paru individu dari delapan orang dengan Covid-19.
Mereka menemukan pada sel paru-paru orang dengan Covid-19, bagian dari respons imun menjadi overdrive, memperburuk peradangan paru-paru.
"Pada infeksi normal, sel Th1, subset dari sel T, melewati fase proinflamasi," kata Kazemian. "Fase proinflamasi membersihkan infeksi, dan kemudian sistem dimatikan dan masuk ke fase antiinflamasi. Vitamin D membantu mempercepat transisi dari fase proinflamasi ke fase anti-inflamasi dari sel T. Kami tidak tahu pasti, tetapi secara teori vitamin berpotensi membantu pasien dengan peradangan parah yang disebabkan oleh sel Th1," papar dia.
Pada pasien-pasien dengan Covid-19, fase pro-inflamasi sel Th1 tampaknya tidak dimatikan, mungkin karena pasien tidak memiliki cukup vitamin D dalam sistem mereka atau karena respons sel terhadap vitamin D tidak normal.
Para peneliti menyatakan, menambahkan vitamin D dalam ke bentuk metabolit intravena yang sangat terkonsentrasi dapat membantu pemulihan dari infeksi Covid-19, meskipun mereka belum menguji teori ini.
"Kami menemukan bahwa vitamin D bentuk khusus darinya, bukan yang bisa didapatkan di toko obat memiliki potensi untuk mengurangi peradangan pada tabung reaksi. Kami menemukan bagaimana dan mengapa ia melakukannya.
Kazemia mengatakan hasil penelitiannya hanya berupa percobaan di tabung reaksi laboratorium. Perlu diuji dalam uji klinis pada pasien yang sebenarnya untuk membuktikan lebih lanjut. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top